Sebuah Review Film Pamali - Dusun Pocong yang Membawa Keanehan Saat Nonton
Oktober 13, 2023Baru tayang banget filmnya. |
Pada dasarnya saya suka menonton berbagai jenis genre film termasuk film bergenre horor. Tetapi sangat jarang untuk setiap kali ada film terbaru saya mau menonton. Tidak seperti pada film Pamali yang baru saja tayang di bioskop CGV, FX Sudirman 12 Oktober kemarin. Film ini berhasil menarik perhatian saya untuk menyaksikannya bersama teman-teman untuk bisa hepi. Eh kok hepi. Iya lho buat cari kebahagiaan bisa nonton bersama teman-teman dalam suasana yang mencekam. Lalu kami bisa terbahak-bahak seusai menonton dan membicarakannya kembali bersama sambil minum kopi hehehe.
Hihi, film horor kok bisa bikin hepi ini aneh gak sih. Buat saya nggak sih, biasa aja. Karena mungkin juga sering menemukan hal-hal yang tak wajar terus menerus hingga akhirnya jadi kewajaran. Seperti harapan yang selalu datang dalam wujud tak sesuai keinginan. Eh itu mah kenyataan ya gak sih. Ya begitulah yah suasana absurd kehidupan kita yang seringkali realistis tapi juga nggak. Halah ini apa sih.
Siang-siang nonton film horor |
Kembali ke soal film Pamali ya, jujurly film Pamali ini saya tonton tanpa membaca sinopsis pendek atau thriller lebih dulu. Jadi saya menonton film Pamali ini tanpa prediksi dan praduga apa yang bakal saya rasakan saat menonton film ini. Beli tiket, masuk studio dan nonton.
Berbeda dengan menonton film yang sudah dibekali sedikit spoiler, mungkin alur film bisa akan mudah saya tebak. Tetapi karena tanpa sedikitpun spill saya hanya mencoba menikmati apa yang bakal saya tonton dan membuat hati terhibur dengan suguhan visual dan suara yang membangkitkan ketegangan. Karena saya terbiasa berpikir random, saya asik masyuk saja menikmati sajian kesunyian dan ketegangan yang dibangun sejak awal film dimulai.
Ya, bukan film horor namanya jika tidak ada suasana visual dan musik yang mencekam. Film Pamali ini dimulai dengan paculan seorang penggali kubur yang terus menggali lubang untuk mengubur mayat yang sudah terbungkus pocong. Hingga sampai larut malam seorang penggali kubur yang akhirnya diketahui bernama Mang Ujang tanpa henti terus mengubur mayat-mayat yang tergeletak di area kuburan. Hingga Mang Ujang kelelahan karena mengubur puluhan mayat seorang diri di sebuah dusun terpencil, Dusun Pocong.
Mayat-mayat itu tergeletak tanpa keranda, mayat-mayat yang terus datang akibat wabah yang terjadi di desa tersebut. Penyakit langka yang menyerang penduduk desa ini membuat satu persatu warganya tumbang dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Kisah pun terus berjalan dengan kehadiran tiga orang tenaga kesehatan yang ntah kenapa tiga nakes ini semuanya perempuan yang masih muda.
Mereka diutus untuk membantu warga desa yang telah mengalami wabah penyakit aneh yang tanpa banyak penjelasan. Yang jelas penyakit ini menular dan korban yang terkena terlihat sangat menjijikan. Korban yang berjatuhan akibat wabah ini memiliki ciri dan kondisi yang sama satu dengan lainnya. Hal ini menjadi anggapan bahwa ada sesuatu hal aturan yang tidak tertulis dan telah dilanggar oleh warga desa tersebut.
Tiga nakes ini juga ditemani oleh tenaga penggali kubur tambahan yang dikirim dari desa sebelah. Sebab Mang Ujang diketahui akhirnya tertular penyakit tersebut dan berada dalam perawatan di bangsal. Sementara mayat-mayat masih bergelimpangan dan pasien terus bertambah. Rumah-rumah penduduk sudah banyak yang kosong akibat telah meninggal. Wah ini semakin spoiler gak sih? Nanti pembaca malah gak mau nonton film ini deh.
Nonton bersama teman-teman. |
Gini aja deh ya, para nakes dan dua penggali kubur ini akhirnya sedikit bisa mengungkapkan kenapa wabah ini bisa menyerang dusun. Beberapa aturan dan larangan yang sudah kadung dilanggar membuat para pocong bergentayangan hingga membuat dusun ini menjadi dusun pocong yang sangat menyeramkan.
Akhirnya saya sedikit menyimpulkan suspensi pesan yang ingin disampaikan oleh film Pamali ini adalah bahwa ada beberapa aturan yang tidak tertulis dan menjadi Pamali jika dilanggar. Pamali yang dalam bahasa sunda artinya pantangan. Dan memiliki arti lebih luas menjadi larangan yang tidak boleh dilanggar karena akan dapat membahayakan membuka dunia gaib yang bisa mengganggu kehidupan yang indah ini. Sejatinya dua kehidupan gaib yang berada di dimensi berbeda itu biarlah tetap berada disana. Kita bisa hidup berdampingan tanpa harus mengganggu satu dengan lainnya.
Kehidupan kita saat ini sesungguhnya juga menyimpan begitu banyak rahasia yang sulit untuk dikuak. Namun begitu terkadang kita hanya harus membiarkannya begitu saja. Tetap menjadi rahasia tanpa perlu kita mengungkapnya. Pamali jika diungkapkan cenah. Sa bumi sa desa. Setiap tempat memiliki pantangan masing-masing. Betul begitu?
Semua saya kembalikan kepada kebijakan penonton dalam menilai makna yang tersembunyi dari setiap film. Sebab setiap hiburan akan selalu membawa nilai dan pesan. Semoga saja pesan positif yang bisa diambil oleh penonton.
Kalau boleh saya kasih score film Pamali ini masuk di angka 7 sih. Dengan durasi sekitar satu jam tiga puluh menit. Film ini mampu membawa banyak penasaran. Keingintahuan suasana desa yang dijaman hape masih bernada dering jadul. Gaya komunikasi yang begitu singkat dan pendek. Patut ada kisah lanjutan yang lebih berbobot untuk menjelaskan situasi kehororan dari masa kemasa yang tentu akan berbeda ketika jenis ponsel kini sudah berubah dengan berbagai kecanggihan namun tetap mengandung hal tak masuk akal pada dunia lain.
Studio Satin CGV FX Sudirman |
Ada yang aneh begitu terasa saat saya hendak nonton film Pamali ini. Begini ceritanya. Bioskop CGV kan memiliki kelas yang namanya Studio Satin. Saat membeli tiket untuk lima orang, ternyata sudah ada yang membeli tiket film ini satu kursi. Letaknya di kursi paling depan dan ditengah. Studio Satin ini memiliki kapasitas 38 seater. Dan saat membeli tiket saya ketahui persis sudah ada yang membeli 1 kursi di paling depan.
Saya sih sebetulnya hanya memendam rasa aneh itu sendiri tanpa ingin memberitahu rasa ini ke teman-teman yang lain. Bahwa saya bertanya-tanya sendiri siapa orang ini yang sendirian mau menonton film horor Pamali di kursi paling depan pula. Sampai di dalam studio benak saya langsung tersentak melihat kursi kosong yang sudah dibeli lebih dulu dari kami. Sampai selesai film berakhir ternyata kursi itu masih kosong. Pertanyaan saya siapakah dia? Hiiiyyyyy…..
Poster Film Pamali - Dusun Pocong |
0 komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!