Autisme dan Kita

November 30, 2022

 

We are all different and that is beautiful. Sumber : Website Teman Autis.

Sebuah langkah dari kegelisahan dan keresahan panjang dari derasnya arus rundungan pada sebuah kelemahan yang ada pada manusia. Sebuah kepincangan berpikir dan bentuk sikap kurangnya kesadaran dalam ruang bersama untuk tumbuh dan berkembang secara bersama pula di dunia bernama manusia. Sebagai kelompok ciptaan Tuhan  yang telah dijanjikan sebagai kelompok makhluk paling mulia diantara makhluk ciptaanNya yang lain.


Jejak panjang sejarah kemanusiaan memiliki cerita yang penuh tragedi. Dan pilihan menjadi bersama untuk berbagi masih dihantui dengan pilihan bersama tapi tak setara. Kaum yang lemah papa, masih dirasa mudah dianggap kecil dan pantas dirundung beramai-ramai. Bukan sebuah sanksi sosial melainkan bentuk sanksi hanya karena berbeda. Autisme ada di sekitar kita, dan tumbuh bersama dengan cara serta sikap kita di ruang kebersamaan. 


Kepastian yang selalu ada di rentang panjang pada kehidupan manusia semenjak lahir dan diberikan kesempatan yang sama pula untuk tumbuh bersama. Wujud fisik yang sama namun belum tentu sama dengan keadaan mentalnya. Kecenderungan orang dengan autis sulit diketahui namun hanya bisa disadari dengan ilmu pengetahuan atau literasi. Bahwa setiap anak dengan autis, perlu diketahui sejak dini dan mendapat perlakuan yang layak dalam kehidupan serta mendapat pandangan yang setara sebagai sesama dan bukan bahan ejekan.


Teman Autis bergerak dari kerentanan yang menggerus menjadi perilaku buruk. Cara pandang dan sikap verbal dalam kebersamaan terkoyak dan dilakukan sambil tertawa. Bentuk ejekan dan tertawaan verbal "anak autis" tertuju bagi mereka yang tak peduli dengan dunia sekitarnya. Disisi lain, ada orangtua yang melahirkan anaknya tanpa ia minta telah dikaruniai autis yang tentu sepanjang hidupnya telah menjadi masalah besar. Lalu dengan mudahnya kalimat ejekan itu muncul deras tanpa empati dan membuat orangtua dan anak dengan autis justru makin terpuruk. 

Pendiri Teman Autis. Sumber : Website Teman Autis.

Tersebutlah dua sosok ini, yaitu Ratih Hadiwinoto dan Alvinia Christiany dua orang sahabat yang menjadi pendiri Teman Autis ini mulai memfokuskan diri membentuk Teman Autis setelah dua kali penyelenggaraan even Light it Up Project yang menjadi bola salju pertama dan kemudian bermetamorfosis menjadi Teman Autis. Kiranya semata ingin menjadi sebuah tujuan yang memiliki sustainable untuk berfokus pada autisme sebagai lini gerak bagian dari agen perubahan dalam dunia bersama ini.


Teman Autis berteriak melalui gerakan masif menolak setiap bentuk tawa canda verbal yang menyebutkan kata anak autis sebagai hinaan. Kata-kata yang tak patut menjadi sebuah lelucon murahan yang menggambarkan dangkalnya peradaban pergaulan manusia dalam ruang bersama. Kata-kata itu deras meletup di tayangan televisi dan juga dalam lintasan lini masa sosial media. Teman Autis resah. Harus ada upaya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran atas penghargaan kondisi manusia yang pasti selalu ada perbedaan. Dengan harapan bisa saling menghargai tanpa saling menyakiti. 


Maka langkah-langkah edukasi untuk mengenal autisme dilakukan oleh Teman Autis. Melalui corong media sosial Instagram dan Whatsapp, setiap campaign literasi autisme dikoarkan. Kini ditambah juga dengan website https://www.temanautis.com/ yang mengumpulkan literasi tentang autisme yang terlalu berserak informasinya. Melalui website Teman Autis menjangkau lebih dari yang dikira. Para orang tua dari pelosok desa yang memiliki anak autis mendapatkan sumber pengetahuan yang baik. Segala hal tentang autisme ada di website Teman Autis dan juga bisa berdialog langsung secara online untuk bisa mendapat informasi dan pengetahuan yang cukup untuk menjadi orangtua dengan anak autis. Mendeteksi sejak dini lalu kemudian mampu memperlakukan  anak autis dengan lebih tepat dan layak mengiringi perkembangannya.


Bukan jumawa jika pada akhirnya Teman Autis menjadi satu-satunya bentuk support sistem yang terorganisasi dengan baik dan memiliki infrastruktur sederhana namun sangat kuat memberi dampak pada persoalan autisme di Indonesia. Tercatat lebih kurang ada 4 juta orang dengan autis di Indonesia, menurut survei dari salah satu kampus di Indonesia. Angka yang bukanlah sedikit untuk jumlah warga Indonesia dari sekian ratus juta penduduknya. Dikutip dari website Teman Autis dinyatakan bahwa 1 dari 100 orang di dunia mengalami autisme. Dan sampai saat ini memang belum ada data valid untuk jumlah statistik dalam hal penanganan autisme di Indonesia. 


Teman Autis bekerja dengan hening namun terdengar lantang menolak semua bentuk ejekan verbal yang selalu melambung di tengah masyarakat. Dan setelah 5 tahun berjalan sejak tahun 2017, kini hampir tak terdengar tentang ucapan verbal yang menyatakan kata autis sebagai alat untuk bercanda. Dan kini melalui grup Whatsapp para orangtua yang memiliki anak autis berkumpul untuk saling berbagi dan mendapat literasi penting untuk membersamai anak autis bersama-sama dengan berbagai pihak. Seperti yang dituturkan Alviani, ada tenaga ahli, psikolog dan juga autis dewasa yang akhirnya saling memberi dukungan positif. 


Tentang autis dewasa, mereka juga saling berbagi dan memiliki kesadaran equal atas kesempatan yang sama untuk bisa memberi manfaat dalam masyarakat. Bahwa rentang perjalanan manusia yang terlanjur dilahirkan membawa autis merupakan keberuntungan lain yang harus disyukuri dan bisa setara dalam mendapatkan hak yang sama dalam pergaulan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. 


Teman Autis hadir dengan daya positif bersama negatifnya dan membentuk ruang bersama menjadi lebih indah. Memberi ruang atas kesadaran pergaulan yang harus  saling mendukung dan melindungi atas kekurangan yang pasti dimiliki manusia. Teman Autis menegaskan bahwa dalam ruang kebersamaan kita, berbeda bukan berarti kurang. Yuk kita ciptakan Indonesia Ramah Autis.


Demikianlah sebuah tulisan sederhana ini dari  saya Moh Suharsono, seorang blogger di www.onosembunglango.net dari wawancara singkat bersama Alvinia Christiany Co Founder Teman Autis untuk Satu Indonesia Awards 2022.



You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!