Disabilitas, Inklusi Keuangan dan Kesempatan Setara - Ngopi Virtual Pegadaian

November 04, 2021

Disabilitas
Day 2 (28/10) Webinar edukasi Ngopi Virtual Pegadaian, Disabilitas Berkarya Indonesia Berjaya. sumber foto: dok pegadaian

Webinar hari kedua pada tanggal 28 Oktober 2021 yang diadakan oleh pegadaian melalui streaming di akun youtube TVOneNews dan juga melalui zoom meeting bersama 3000 lebih peserta dari seluruh Indonesia. Dengan tema Webinar Edukasi - NGOPI Virtual pegadaian, Disabilitas berkarya Indonesia Berjaya. Slogan ini ternyata bukan sekedar slogan lho. Hal ini dibuktikan oleh PT Pegadaian langsung yang telah merasakan manfaat dari rekruitmen SDM dari disabilitas. 

Secara fisik kaum disabilitas memang memiliki kekurangan, namun dari sisi inteligensia dan skills belum tentu memiliki nilai kekurangan bahkan beberapa disabilitas memiliki kemampuan diatas rata-rata dari orang biasa. Di Pegadaian hingga saat ini ada penyandang disabilitas yang bahkan berada diposisi vital perusahaan Pegadaian yaitu di bidang  IT. Sayangnya saya belum mendapat informasi siapa sosok itu. Tapi yang pasti disabilitas mengisi komposisi kepegawaian yang ada di Pegadaian. Melalui webinar ini saya mendapat informasi banyak bagaimana kebijakan Pegadaian dalam memperhatikan disabilitas dan perhatian serius dalam rekruitmen SDM disabilitas. 

Webinar Edukasi via zoom meeting -Ngopi Virtual Pegadaian, Day 1 sumber foto: dokpri

Senangnya dapat mengikuti webinar Ngopi pegadaian ini, soalnya banyak sekali manfaat yang dapat saya dapatkan. Apalagi narasumber yang dihadirkan juga sangat menginspirasi sekali. Dari acara ini selama dua hari berturut-turut banyak banget ilmunya. Mulai dari mendapat ilmu menjalankan usaha juga hingga memahami potensi disabilitas yang sesungguhnya sangat luar biasa. Seperti mba Nicky Claraentia Pratiwi pegiat pada Thisable Enterprise dan Co-Founder di Tenoon.id yang hadir dan berbagi soal kehidupanya sebagai disabilitas. Nicky tentu saja menjadi sosok yang sangat menarik perhatian saya, ketika memperkenalkan diri dengan luwes tanpa menunjukan sikap kekurangannya secara fisik. Ia tampak wajar saja seperti orang kebanyakan. Ia pun tampil secara all out untuk menunjukan bagaimana sisi lain seorang tunadaksa bisa egalite bersama dimanapun diruang publik hingga di ranah profesionalisme menciptakan kesempatannya sendiri.

Nicky membuktikannya tanpa banyak bercerita lho. Ia hadir ditengah webinar edukasi Ngopi pegadaian sama sekali tanpa menunjukkan sisi disabilitasnya. Namun dengan tegas juga ia tak menutupi disabilitas tunadaksanya. Sedikit rumit memang menjelaskan situasinya, namun ini menjadi soal yang harus mampu kita (((kita))) jawab dan menjadi etik yang harus dijunjung tinggi ketika kita hidup bersama di sekitar kita. 

Ada sebuah kisah yang pernah saya lihat dalam sebuah video reel instagram kisah seorang reviewer makanan bernama White Brooks. Ia menyamar menjadi orang disabilitas saat dirinya datang ke suatu restoran makan terkenal dan mewah, namun tidak ramah disabilitas. White Brooks seoerang reviewer yang sangat terkenal, dari tulisannya itu akan mampu mempengaruhi pembacanya untuk call to action dari setiap tempat dan makanan yang di reviewnya. Tentu saja pengalaman seorang reviewer dengan disabilitas seperti tak ada hubungannya, namun apalah arti tempat mewah dan makanan terenak didunia jika tak ramah disabilitas? sebab sikap diskriminasi pada disabilitas adalah penyakit mental yang harusnya tak boleh ada di lingkungan yang mewah sekalipun itu didalam istana presiden. Semoga teman-teman pembaca sudah tahu kisah ini ya.

Peran disabilitas yang ada di sekitar kita tak boleh dianggap remeh lagi. Staf presiden Jokowi saat ini ada juga seorang disabilitas, dan ini semakin menunjukan peran disabilitas tak ada diskriminasi di pucuk pimpinan negara besar seperti Indonesia. Hal ini bisa sangat berdampak besar lho bagi kehidupan bersama kita, bahwa keteladanan dan role of model adalah sesuatu yang sangat sublim dapat membangun kesadaran dan kepedulian kita untuk bergerak dan berbuat sesuatu bersama membangun negeri. 

Webinar Edukasi -Ngopi Virtual Pegadaian Day 2 sumber foto: dokpri

Dan pada regulasi tentang kepegawaian juga akhirnya dibuktikan oleh PT Pegadaian dengan rekruitment disabilitas dengan menargetkan 2 persen dari total pegawainya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Sumber Daya Manusia PT Pegadaian Ridwan Arbiansyah, bahwa hingga saat ini terdapat 46 Karyawan Penyandang Disabilitas di Pegadaian dengan target minimal sebanyak 307 Karyawan pada Tahun 2024 atau sebanyak 2% dari total Karyawan yang ada. Hal ini mengacu pada Undang - Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang mengatur adanya kewajiban bagi pemerintah, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 

Lalu apa hubungannya antara pegawai dan inklusi keuangan ? Tentu sangat banyak kawan, dimulai dari akses disabilitas untuk mendapat pelayanan yang egalite, juga definisi egalite perlakuan kita terhadap disabilitas sebagai bentuk kebersamaan yang berdampak positif. Jadi keterbukaan akses sistem keuangan formal bisa berlaku kepada siapapun. Dan yang paling berdampak besar adalah kepada bentuk motivasi yang bisa dirasakan seluruh pegawai dalam menemukan integritas diri dan mampu menjadi lebih produktif sehingga mendorong prestasi pegawai dan akhirnya mendorong prestasi perusahaan juga. Sesuatu yang sangat kecil yang mampu berdampak besar banget kan. Disinilah saya belajar dari suatu kerentanan yang dikelola dengan tepat bisa menjadi energi positif yang sangat bermanfaat.    

Dari data berjalan tahun 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah Penyandang Disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen. Tingginya angka Penyandang Disabilitas menuntut adanya perhatian khusus dari semua pemangku kepentingan. Mereka harus dipandang sebagai subjek yang terlibat langsung dan ikut menentukan proses pembangunan di Indonesia secara menyeluruh, tak terkecuali dalam kaitannya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) yang menjadi salah satu prioritas Pemerintah saat ini. Pada tahun 2017, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) melakukan Studi Inklusi Keuangan Penyandang Disabilitas di Indonesia yang turut didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Secara umum, hasil studi menunjukkan bahwa Penyandang Disabilitas belum dapat mengakses lembaga keuangan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena terkendala persyaratan yang ditetapkan, stigma tidak mampu mengelola keuangan, dan keterbatasan informasi terhadap produk atau layanan keuangan.

Komitmen Pegadaian untuk terus meningkatkan keterlibatan Penyandang Disabilitas pada perseroan dengan mengacu pada empat Prinsip Inklusi Disabilitas yaitu awareness, accesibility, support, dan engagement. Yesss, semoga saja Bulan Inklusi Keuangan yang diselengarakan tahun ini menjadi titik tolak PT Pegadaian meraih pencapaian tinggi bagi inklusi keuangan. Kegiatan webinar edukasi keuangan yang diperuntukkan secara khusus bagi kelompok Penyandang Disabilitas ini menjadi penutup rangkaian peringatan BIK Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pegadaian. Secara resmi, peringatan BIK Tahun 2021 ditutup langsung Direktur Utama PT Pegadaian Kuswiyoto. Ia menyampaikan bahwa Pegadaian rutin melaksanakan kegiatan edukasi keuangan seperti ini tak terbatas pada peringatan Bulan BIK saja. 

Selamat kepada PT Pegadaian yang telah membuat kegiatan semacam ini, dan saya bersyukur menjadi bagian didalamnya dan tentunya sangat bermanfaat buat saya yang nondisabilitas. Dan selamat juga atas sinergitas Holding Ultra Mikro bersama PT BRI dan PT PNM yang semoga saja menjawab problem keuangan masyarakat yang resah dari jeratan rentenir berbentuk pinjaman online ilegal dengan adanya Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM). Semoga semakin sering dan banyak kegiatan semacam ini yang menyentuh sampai ke masyarakat tingkat lingkungan terkecil. 


You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!