Prajawangsa City dan Sepenggal Kisah Romantika Sejarahnya
Agustus 23, 2016
Memiliki hunian yang bukan sekadar tempat singgah dan
transit sejenak melepas lelah tidaklah mudah. Terkadang untuk menemukanya
melewati waktu yang panjang. Dan menjadikan orang terus berpindah dari tempat
satu ke tempat lain. Tempat tinggal menjadi pilihan paling sulit dalam
menjalani hidup. Kesebentaran tinggal di suatu tempat dan terus berpindah
menjadi hal yang sudah biasa dijalani oleh sebagian orang. Apalagi bagi
orang-orang yang tinggal di daerah kota besar seperti Jakarta. Sulitnya mendapat
tempat tinggal juga disebabkan oleh kemampuan finansial. Adakalanya keinginan
memiliki tempat tinggal tidak setara dengan kemampuan finansial yang ada. Sehingga
ketika belum cukup finansial membeli hunian, tinggal dalam rumah sewa, kost,
atau pun mess adalah sikap yang bijaksana dalam memilih tempat tinggal walau
sementara.
sumber: web Synthesis Development |
Ketika kemampuan finansial sudah mencukupi untuk mendapatkan hunian, orang akan dihadapkan pada banyak pilihan hunian yang akan dibelinya. Memutuskan membeli hunian tentunya memerlukan alasan-alasan yang paling relevan. 4 (empat) hal paling mendasar sebagai seorang yang hidup dalam masyarakat hyperreality saat ini adalah:
- Hunian adalah tempat yang menyediakan segala aspek kebutuhan pangannya dengan mudah didapatkan (Food)
- Hunian adalah tempat yang menyediakan segala kebutuhan sandangnya dengan mudah didapatkan (Fashion)
- Hunian adalah tempat yang menyediakan kebutuhan estetika alamiahnya dengan mudah didapatkan (Nature)
- Hunian adalah tempat yang menyediakan kebutuhannya menjalankan kesibukan kerja nya dengan mudah dapat terhubungkan (Conectivity)
sumber: web prajawangsa city |
Hunian yang memiliki ke empat aspek mendasar diatas pastilah menjadi dambaan bagi setiap orang di era hyperreality saat ini. Bagaimana sebuah lingkungan hunian telah mencukupi keempat aspek tersebut? Ketersediaan empat hal tersebut bagi lingkungan hunian menjadi incaran bagi orang-orang yang hidup melampaui waktu realitasnya. Dikarenakan hidup pada satu waktu dan satu tempat yang sebentar-sebentar saja. Itulah mengapa kesebentaran saat ini begitu menjadi sangat berharga dan krusial.
Orang-orang mungkin menetap, mungkin juga tidak. Orang-orang
seperti “berumah di angin” bergerak di lintasan yang hampir tak memiliki batas.
Kemana dan dimana saja berada selalu dalam kesebentaran. Maka orang-orang
semakian merindukan hunian, dimana ia ingin berlama-lama menikmati rumahnya. Tempatnya membangun hidup yang nyata dan tak merasa hidup dalam kesebentaran. Rumah yang
didalamnya ia menemu kebahagiaan pencapaiannya. Tempat yang didalamnya ia tak
menemukan waktu kesebentaran walau hidup dalam waktu yang sebentar-sebentar.
Waktu yang sebentar seperti halnya ketika berada dalam ruang tunggu. Di dalam ruang tunggu memungkinkan orang terlempar dalam masa dan jaman yang sangat jauh. Ketika nama suatu tempat tergali menjadi sumber kenang dan sekaligus harapan ke masadepan. Seringkali nama sebuah tempat membuka dirinya sendiri dan mengajak siapapun memikirkannya walaupun hanya sekelebat bayangan melintasi pikiran. Sebut saja sunda kelapa maka yang langsung membentuk gambar virtual di kepala adalah kapal-kapal yang berlabuh dan aktifitas pelabuhan kapal yang sibuk di penuhi hilir mudik kuli angkut pelabuhan. Dan mungkin saja akan muncul pertanyaan dalam benak, dimana orang-orang ini tinggal dan pertanyaan lainnya.
Lalu ketika kata Prajawangsa disebut, kata Prajawangsa memiliki
muatan masa lampau yang begitu jauh waktu yang terbayangkan ketika terucapkan. Maka
Prajawangsa menjadi sebentuk ingatan tentang orang-orang yang hidup pada jaman
dahulu kala. Kata yang tertulis dari bahasa sansekerta, bahasa yang di gunakan
jauh berabad-abad lampau lamanya. Sebuah kehidupan masyarakat yang memiliki
tingkat peradabannya pada masanya. Dan kini ketika menyebut Prajawangsa kita seolah
menemukan sebuah identitas tentang tempat, orang dan lingkungan masyarakat. Ingatan
yang mewujud menjadi gambaran identitas masa lalu sebuah tempat dan sejuta
cerita yang turut serta membentang sejauh lintasan panjang ingatan bersemayam
dalam ruang imago. Imago selalu bergerak dalam ingatan orang-orang. Menjadi sebentuk
kebanggaan atas siapa dirinya dari mana ia berasal dan dimana ia berada. Sebuah
romantika masa lalu yang kadung menancap agar orang memahami dan dapat
mengambil pelajaran dari nilai-nilai masa lalu walaupun hanya sebentuk legenda
lokal seperti halnya Pusaka Prajawangsa. Pusaka Prajawangsa yang telah ada
kisahnya melewati waktu berabad lamanya.
Prajawangsa adalah seorang prabu di sebuah kerajaan
bernama Indraloka. Maka tersebutlah Prabu Prajawangsa dan dikenal sangat pintar
dan piawai. Dan sangat menyukai benda-benda pusaka dan hendak mengabadikannya. Para
seniman pengrajin dipanggil keistananya lalu di perintahkannya untuk membuat
karya-karya terbaik dan agung. Yang pada saat itu hanya tiga orang mpu yang
memiliki keahlian sangat luar biasa yang bisa mewujudkannya setelah dilakukan
seleksi secara kompetisi. Prabu Prajawangsa menitahkan kepada mereka untuk
membuat karya agung yang menggabungkan delapan pusaka kerajaan Indraloka.
Ketiga mpu lantas melaksanakan perintah Prabu Prajawangsa. Dan mereka semua
berkompetisi demi memberikan karya agung bagi Indraloka dan juga sebagai bentuk
ketaatan kepada sang Prabu.
Delapan Pusaka Kerajaan Indraloka tersebut adalah :
- Aksa : Sebuah cincin bermata yang melambangkan kejernihan diri, jiwa dan pikiran
- Bargawa : Sebuah tusuk konde yang melambangkan ilmu pengetahuan
- Cemeti : Sebuah ikat pinggang kulit yang melambangkan pengendalian diri
- Diwangkara : Sebuah pisau yang melambangkan kebijaksanaan
- Ekanta : Sebuah mahkota yang melambangkan kekuasaan
- Fulmala : Sebuah perisai tangan yang melambangkan welas asih
- Ganitri : Sebuah gelang yang melambangkan sebuah pengabdian
- Hima : Sebuah kuas yang melambangkan penciptaan
Singkat cerita para mpu menitahkan kepada murid-muridnya
untuk membuat karya agung tersebut. Mpu pertama memerintahkan muridnya membuat
delapan lukisan diatas kain lurik. Mpu kedua menitahkan muridnya membuat patung
megah yang menggabungkan delapan pusaka indraloka yang dibalut dengan sehelai
kain kerajaan. Mpu ketiga diam-diam menghancurkan karya mpu kedua dan membuat
saling tuding dengan mpu pertama. Dan akhirnya karya mpu ketigalah yang tetap
berhasil utuh. Namun sang Prabu Prajawangsa tak puas dengan karya tersebut. Dengan
demikian tak ada karya agung dapat menggabungkan delapan pusaka kerajaan Indraloka
tersebut. Hingga tak lama setelah kejadian ini Prabu Prajawangsa mangkat.
Murid-murid mpu pertama dan kedua sedih, marah, dan menyesal. Mereka bersumpah
akan meyelesaikan tugas mereka dan menyelesaikan karya agung menggabungkan
delapan pusaka kerajaan indraloka. Dan kemudian cerita selanjutnya akan
berkembang mengikuti jamannya. Sederet kisahnya menjadi petualangan imago yang
memenuhi ingatan orang-orang yang bermukim di tempat dimana kerajaan Indraloka
pernah berdiri yakni di Cijantung.
sumber: web prajawangsa city |
Prajawangsa City memiliki luas lahan 7 hektar dan sekitar 4 hektar lahannya akan dibiarkan terbuka , dijadikan green and open space. Disini juga akan dibuat taman tematik, seperti area spice garden, herbal garden, tropical garden. Juga ada area barbeque, kids pool, thematic pool, jogging track dan fontain plaza. Pusat perbelanjaan terlengkap juga akan dibangun disini. Apartemen Prajawangsa City memiliki 8 tower dan setiap tower terdiri dari 26 lantai. Lokasinya cukup strategis yakni 1,8 km dari Jakarta Outer Ring Road- TB Simatupang, 3,5 km dari stasiun LRT Kampung Rambutan, 3,8 km dari gerbang tol Jagorawi dan akses langsung dari dan ke Bandara Halim Perdana Kusuma.
sumber: web pusaka prajawangsa |
Prajawangsa itu sendiri adalah simbol dari dua nilai yang menjadi nadi Synthesis. 1. Renjana (Passion) 2. Kepercayaan (Trust). Sebuah karya yang akan lahir menjadi karya agung seperti halnya Pusaka Prajawangsa tentunya didorong oleh hasrat yang purna dan kepercayaan besar baik dari pihak lain maupun kepercayaaan yang muncul dari dalam dirinya sendiri. Dan bukan jumawa atau pun tak yakin akan apa yang sedang dilakukan oleh Synthesis, dengan cara pemasaran yang dilakukan Prajawangsa City melalui film pendek. Sebab melalui film pendek ini adalah media yang dianggap pas untuk mengusung nilai-nilai yang hendak disampaikan oleh Prajawangsa City tanpa harus "berteriak". Melalui film ini diharapkan kisah Prajawangsa ini menjadi "hidup" dan Synthesis Development berusaha terus akan penggalian nilai-nilai kearifan lokal, pengetahuan, wawasan karya seni Indonesia kepada khalayak luas.
- Sekian -
0 komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!