Menjadikan Wakaf sebagai Pilihan Kebaikan yang Dilakukan Berjamaah 

November 03, 2023

Berkunjung ke Zona Madina Parung, Bogor.

Disuatu titik kita pasti pernah merenungi suatu hal. Sesuatu tentang kehidupan itu sendiri. Bagaimana kehidupan dimasa depan nanti atau apapun tentang pikiran-pikiran yang membawa kita mengawang. Merenungi berbagai hal atas apa yang sudah dan akan kita lakukan. Berbagai kenyataan dan fakta dari semua jejak perjalanan hidup akan terhampar. Menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan. Kita juga pasti akan sibuk menelisik keinginan dan harapan-harapan yang sudah dicapai dan yang belum tercapai. Semua itu pasti akan kita renungi, di suatu titik. Entah kapan waktunya hanya diri sendirilah yang tahu. 

Tafakur, dalam artian mengarungi lautan pikiran pada diri sendiri. Tentu akan banyak memberikan manfaat refleksi atas semua perbuatan pada diri kita sendiri. Di titik ini semua rasa hadir, senang, luka, sedih dan berbagai ungkapan rasa yang sulit kita ucapkan dan uraikan. Sebab begitu banyak rasa yang dikaruniai Alloh SWT pada tubuh bernama manusia ini. 

Saya sendiri berpikir apa yang akan saya warisi kelak untuk menjadi sesuatu yang dikenang menjadi amal kehidupan. Bukanlah harta ataupun semua kenikmatan duniawi. Tetapi melainkan pertanyaan apakah sebuah kebaikan atau sebuah kenangan yang tak patut dikenangkan. Bagaimana jika semua tentang perjalanan hidupku tak satupun meninggalkan kebaikan? Pasti bukan itu yang kita harapkan. 

Banyak kebaikan yang bisa kita lakukan sebenarnya. Meski diri ini selalu berada dalam kenyataan pahit. Selalu dalam keadaan sulit meski semua itu adalah keadaan paling hina bahkan setelah berdosa. Yaitu tetap move on. Dalam artian  tetap berpegang pada keinginan berubah untuk menjadi lebih baik. Meskipun kebaikan yang kita lakukan sedikit. Itulah mengapa ruang kebaikan selalu terbuka lebar yang membuat manusia bisa mengambil pilihan untuk bisa berbuat kebaikan apapun bentuknya. Baik dari lisan maupun tulisan. Baik pandangan maupun pendengaran. Kalau kita mau melatih semua kebaikan itu akan berdampak pada diri sendiri pastinya. 

Ambil saja satu kebaikan dan akan terus kita pupuk kebaikan itu. Seperti halnya merawat benih yang kita tanam sendiri, bertumbuh terus bertumbuh dengan penuh perhatian kita. Pastinya kebaikan itu lah yang akan menentramkan jiwa. Membuat kita selalu teguh pada setiap persoalan hidup yang berat. Namun terasa enteng untuk tetap dijalani. Persoalan kebaikan  ini memang bukanlah sesuatu yang mudah, namun akan selalu bisa kita temukan pilihan kebaikan  untuk melakukannya. 

Wakaferse
Masjid Al Madina di Zona Madina Parung-Bogor.

Seperti pada kebaikan Wakaf. Wakaf sebagai sedekah jariyah yang bisa dilakukan oleh semua orang tentunya lebih bermakna membawa kebaikan yang sangat besar. Bahkan kebaikan itu akan terus dibawa meski kita telah meninggal dunia. Seperti ketika Sahabat Rasulullah Utsman Bin Affan lakukan. Ketika penduduk sulit dalam mendapatkan kebutuhan air minum. Sementara sumur air tersebut dimiliki oleh seorang Yahudi dan menjualnya dengan harga yang bisa dibeli oleh orang kaya saja. Orang miskin jangan harap bisa membeli air di sumur tersebut. Dengan kemampuanya Utsman Bin Affan membeli sumur itu dengan harga yang tinggi. Lalu setelah itu air sumur tersebut dikelola dan di bagikan secara gratis untuk siapa saja, termasuk Yahudi tersebut. Dan air sumur tersebut tetap memberi manfaatnya hingga sampai saat ini dan masih dinikmati oleh berbagai penduduk dunia. 

Hikmah dari pelajaran ini adalah bahwa kebaikan fundamental adalah kebaikan yang dilakukan untuk sesuatu yang sangat krusial. Air yang dibutuhkan oleh semua makhluk jangan sampai tidak bisa dinikmati banyak orang. Pahala sebagai sebuah kebaikan bukan hanya didapat oleh seorang Utsman Bin Affan saja, tetapi juga dirasakan  oleh banyak orang dari jaman ke jaman. Pahala seperti inilah yang seharusnya bisa dilakukan oleh seorang muslim. 

Namun bagaimana jika diri ini seorang yang lemah. Seseorang yang bukan seperti Utsman Bin Affan. Maka, jadilah Abu Bakar, jadilah Umar atau jadilah Ali. Pilihan kebaikan itu bisa diambil dari 4 sahabat Rasul ini. Meski banyak sahabat Rasul lainnya yang juga banyak memberi teladan kebaikan yang patut kita pilih untuk menebar kebaikan. Atau kita bisa melakukan kebaikan secara kolektif atau bersama-sama. Seperti uang sejumlah sepuluh ribu rupiah. Jika saja kita sisihkan uang 10K dari pendapatan kita setiap hari untuk wakaf. Tentu saja nilainya dalam sebulan bisa mencapai 300K. Nilai ini tentu saja tidak sedikit. Bahkan sudah termasuk sangat banyak untuk bisa disalurkan untuk wakaf. Apalagi jika dilakukan bersama dengan 100 orang lainnya yang melakukan hal yang sama. Maka dalam sebulan akan terkumpul jumlah uang sedekah jariyah wakaf sebesar 30jt. 

Wakaf yang selama ini dilakukan oleh para wakif di Indonesia lebih sering disalurkan pada Makam, Masjid dan Madrasah. Ini tidak salah, namun setiap kebaikan yang dilakukan harusnya juga bisa diversifikasi ke tempat yang krusial dan urgen dibutuhkan oleh masyarakat seperti yang dicontohkan oleh Utsman Bin Affan. Wakaf bisa juga disalurkan pada kebutuhan yang bersifat hospitality seperti hotel yang berada di sekitar masjid AlHaram di Mekah. Yang dibangun dari wakaf dan dikelola secara produktif. Wakaf menjadi kebaikan yang memiliki urgensi berkesinambungan. Tidak seperti sedekah pada hal yang bersifat kedaruratan. Seperti memberi makan orang lapar yang terkena musibah misalnya.

Kedudukan wakaf juga memiliki kedudukan yang tinggi untuk kebaikan yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Bukan hanya oleh orang kaya saja. Tetapi siapapun bisa melakukan wakaf meski hanya 10K rupiah. Apalagi jika dilakukan secara kolektif. Katakanlah satu komunitas ingin wakaf secara bersama dengan metode penghimpunan dana mandiri. Tentu saja ini bisa dilakukan. Dan wakaf tersebut nanti berbentuk wakaf komunitas yang memiliki kedudukan sama seperti yang dilakukan oleh perusahaan dalam CSR. Kebayang gak sih, kalau komunitas kalian bisa wakaf kebun atau hotel? Tentunya kebaikan yang kalian dapatkan adalah sebuah kebaikan tanpa syarat. Yang bentuk wakafnya dikelola oleh nadzir wakaf yang dibekali pengetahuan dan kompetensi yang cukup dalam pengelolaannya. 

Untuk itu salurkanlah wakaf mu kepada nadzir atau lembaga wakaf yang sudah terpercaya, amanahnya dan terbukti pengelolaan mereka terus memberi manfaat hingga sampai hari ini. Tentu saja kebaikan yang kamu berikan akan memberi kebaikan pula dan menjadi jaminan untuk mendapat pahala yang mengalir abadi. Kelak seperti pahalanya Utsman Bin Affan. 

Intimate Gathering - Bersama Lebih Bermakna

Saya belum pernah ke Mekah atau Madinah, tapi alhamdulillah saya berkesempatan mengunjungi Zona Madina Dompet Dhuafa di Parung, Bogor. Sebuah kawasan yang dikembangkan dari sedekah jariyah wakaf. Disini berbagai kebaikan Wakaf dapat saya rasakan langsung. Ada Kampung Wisata Djampang, Dayamart mini market, Rumah Sehat Terpadu, Masjid Al Madina, Lembaga Pengembangan Insani - Sekolah Smart Ekselensia,  Rumah UMKM Madina -Teras Madina, Madaya Cafe, Guest House Madina, Kampus Budi Bhakti, Green House Madina, Madina Mini Zoo dan masih ada yang lainnya lagi. 

Berbagai aktivitas dari jariyah wakaf memberi arti banyak kebermanfaatan untuk banyak orang, dan masih terasa hingga sampai detik ini. Ingin rasanya mewujudkan satu saja goal untuk bisa sedekah jariyah wakaf yang disalurkan pada wakaf produktif. Seperti wakaf kebun misalnya. Bagi kamu yang ingin seperti saya tunggu ya updatenya. Mungkin nanti akan saya share link donasi wakaf yang bisa kita lakukan bersama-sama. 

#teruskankebaikanmu

#pahalamengalirabadi

#wakaferse2023



Disclaimer

Tulisan ini tidak mewakili Dompet Dhuafa sebagai lembaga philanthropy. Tulisan ini murni dari saya pribadi dari sumber pengetahuan yang tentu saja memiliki kerentanan atas salah dan khilaf. Untuk itu koreksi atas kesalahan penyampaian akan sangat berguna dan segera saya revisi jika ada. 



You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!