Panning Vespa- Koleksi Pribadi |
Mengendarai kendaraaan bermotor (baca; menyupir) merupakan pekerjaan serius bahkan sangat serius, dan bukan merupakan hal sepele atau remeh temeh. Dan sangat mudah dibuktikan pernyataan ini. Cobalah perhatikan data statistik ini :
Jumlah
Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang
Diderita Tahun 2010 – 2014
Tahun
|
Jumlah
Kecelakaan
|
Jumlah
Korban Mati
|
Jumlah
Korban Luka Berat
|
Jumlah
Korban Luka Ringan
|
Kerugian
Materi
(Juta
Rupiah)
|
2010
|
66.488
|
19.873
|
26.196
|
63.809
|
158.259
|
2011
|
108.696
|
31.195
|
35.285
|
108.945
|
217.435
|
2012
|
117.949
|
29 544
|
39.704
|
128.312
|
298.627
|
2013
|
100.106
|
26.416
|
28.438
|
110.448
|
255.864
|
2014
|
95.906
|
28.297
|
26.840
|
109.741
|
250.021
|
Sekitar 1,3 juta orang meninggal di
dunia setiap tahun akibat kecelakaan lalulintas? Sementara antara 20 – 50 juta
orang menderita luka-luka hingga cacat akibat mengalami kecelakaan jalan raya.
Selain data-data di atas, WHO (World Health Organization) pun mengungkapkan
bahwa 90% kecelakaan yang menyebabkan kematian diderita oleh orang-orang
berpenghasilan rendah dan menengah.
Ironisnya, kembali data WHO menyatakan
bahwa 48% korban meninggal akibat kecelakaan adalah orang-orang berusia muda 15
– 44 tahun.
Fakta lainnya menggambarkan bahwa
laki-laki lebih banyak terlibat kecelakaan jalan raya dibandingkan perempuan.
Setengah dari mereka yang meninggal akibat kecelakaan tidak lain adalah para
pengguna jalan rentan: pejalan, pesepeda, dan pesepedamotor.
Hal inilah yang mendasari kegiatan talkshow bersama bapak
Jusri Pulubuhu (JDDC – Jakarta Defensive Driving Consulting) yang di prakarsai
oleh Mobile123.com diselenggarakan.
Rabu, 25 mei 2016 bertempat di Aruba Caribean Restaurant & Bar, Pasaraya Grande, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Kami membicarakannya dengan hangat dan semangat. Di karenakan perlunya
menggugah kesadaran dan kepeduliaan kita
bersama untuk menjadi Supir yang Safety. Selengkapnya beliau menyampaikan
beberapa hal berikut ini :
FOKUS – MENGERTI.
MENGEMUDI DEFENSIVE
By Jusri Pulubuhu
(JDDC – Jakarta Defensive Driving Consulting)
Mendengar kecelakaan bermotor di
jalan raya yang terjadi setiap hari dan
menimpa hampir segala usia dan menyebakan puluhan ribu manusia tewas setiap
tahunya, kita selalu berpikir bahwa penyebabnya adalah ketidak tertiban
berlalu-lintas dari para pengguna lalulintas, ini benar adanya. Pertanyaannya
bagaimana kita sebagai pengemudi menyikapinya hingga kita bisa kembali ke rumah dengan selamat dan
menjumpai anak-anak dan keluarga tercinta?
Ingat,
Mengemudi merupakan sebuah aktivitas multi-tasking, Jalan – raya sebuah fasilitas bersama dan nyaris tidak terbatas, siapa saja ada di sana: anak-anak, orang buta, orang gila, orang yang sedang stress bahkan orang mabuk dapat saja ada di sana. Saat yang sama mereka bisa saja disekeliling anda yang sedang mengemudi dengan tertib, mereka bisa dimuka, samping atau di belakang Anda. Fokus dan Mengerti adalah 2 (dua) kata kunci utama keselamatan Anda di jalan raya:
Fokus:
- Pastikan kondisi kendaraan telah diperiksa dan yakin semuanya dalam kondisi layak jalan, kondisi kendaraan yang siap membuat perjalanan nyaman, lancar dan pengemudi tidak stress.
- Tinggalkan segala masalah (mental & fisik) saat merencanakan mengoperasikan kendaraan bermotor, sesuatu terkait fisik (sakit, keseleo, dll) akan membuat keterbatasan gerak dalam mengoperasikan kendaraan. Masalah Keluarga/Pekerjaan/Finansial yang berat akan mengurangi konsentrasi mengemudi, saat ini kualitas safety Anda akan segera menurun!!
- Upayakan dengan maksimal untuk fokus dengan tugas mengemudi, hindarkan hal-hal yang mendistraksi konsentrasi
Mengerti:
- Melihat tidak selalu linear dengan MENGERTI. Indikasi mengerti salah satunya, tidak mengerem mendadak, tidak melakukan manuver mendadak, tidak kaget atas kejadian yang ada dimukanya, pergerakan kendaraan walaupun tidak terlalu pelan selalu halus, bagi penumpangnya mereka merasa nyaman dikemudikan si pengemudi.
- Pada bagian mengemudi defensive, mengerti adalah tindakan antisipatif. Ketika indera mata melihat sesuatu, maka pahami objek tersebut. Semisal mata melihat anak kecil di bahu yang ada di bahu jalan 50 meter di muka, pahami ia hanya seorang anak kecil yang dapat bergerak atau memutuskan sesuatu dengan seketika tanpa berpikir panjang, bahkan menyeberang seketika melintasi badan jalan dimuka Anda tanpa menghiraukan sesuatu yang buruk dapat terjadi.
- Pengemudi yang selalu mengutamakan keselamatan, selain tertib berlalulintas ia memiliki PATTERN mengemudi antisipatif, selalu mengecheck kaca-kaca spionnya kemudian mengerti apa yang tertangkap dengan matanya, mematikan situasi belakang atau samping aman sebelum ia melakukan keputusan sebuah manuver. Saat bahaya dimuka muncul, sebelum mengambil keputusan mengerem atau menghindar, tindakan pengemudi yang memahami ia berada dimana adalah memastikan sisi belakang atau sampingnya aman atau tidak, barulah keputusan terbaik dilakukannya, ini adalah indikator MENGERTI!
Sebagai seorang yang memang sangat experience dalam
bidangnya, beliau menyampaikan hal tersebut dengan cara yang sangat menarik. Dan
tentu sangat bersemangat sebab ada hal yang sangat penting dan krusial bagi
kemaslahatan umat manusia. Ciieeee. We love you, Mr Jusri!!!.
Membicarakan mengemudi ya membicarakan supir yang menyertai
keselamatan dan kelancaran kepentingan semua “makhluk” yang melewati jalan
raya. Dan itu menjelaskan bahwa jalan raya adalah “kita”. Yaitu para supir yang
bergerak dengan kendaraaannya. Baik sepeda, sepeda motor, pejalan kaki,
gerobak, bajaj dan mobil. Semua supir itu adalah KITA bukan?
Dan saya yang ikut hadir dalam moment ini, hanya ingin
menambahkan dari apa yang sudah dipaparkan beliau. Bahwa kesadaran untuk
berperilaku aman saat menjadi supir harus menjadi “virus” yang tersebar ke
seluruh para supir itu sendiri. Di mulai dari diri sendiri. Itu saja.
kunjungi juga portal diatas ya, hehe..