Revolusi Asuransi di Era Digital

September 15, 2017

Asuransi penting atau tidak? Oke abaikan dulu penting atau tidaknya. Saya mau sharing bagaimana saya mengenal asuransi. Pertama kali tahu asuransi saat almarhum Bapak saya semasa saya kecil sudah membeli produk asuransi yaitu asuransi jiwa. Saya ingat sekali bagaimana bapak menyisihkan beberapa persen gajinya untuk membayar premi asuransi setiap bulannya. Saya masih kecil sekali waktu itu dan nggak paham sama sekali apa itu asuransi. 

asuransi adalah kebutuhan 

Tapi ketika Bapak pergi meninggalkan kami, bapak ternyata meninggalkan sejumlah uang yang kami dapatkan dari klaim asuransi Bapak. Bayangkan saat menerima klaim asuransi Bapak usia saya sudah 36 tahun, dan Ibu saya serasa nerima pensiun. Saat saya lihat lembaran premi asuransi Bapak ternyata Bapak sudah berasuransi sejak tahun 1975, dan saya belum lahir malah. Sekarang saya jadi tahu dan benar-benar merasakan betapa pentingnya asuransi, manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang-orang tersayang yang kita tinggalkan kelak.

Meski sempat merasa tidak nyaman dengan cara agen asuransi memasarkan produknya, tapi yang namanya saya membutuhkan asuransi saya wajib mencari tahu produk asuransi yang cocok untuk saya yang seperti apa. Ya, itu juga karena saya punya kenalan yang bekerja sebagai agen asuransi yang benar-benar detail memberikan penjelasan mengenai masing-masing produk asuransi. Penjelasan sekaligus edukasi saya dapatkan, ini yang membuat saya jadi tahu produk asuransi apa sebenarnya saya butuhkan.

Terkadang saya mikir juga, saya yang tinggal di kota besar saja masih kurang mengerti tentang asuransi, bagaimana mendapatkan polish, bagaimana tata cara klaim. Bagaimana pula dengan masyarakat di daerah-daerah. Apakah edukasi tentang asuransi sudah merata di distribusikan ke segala penjuru. Saya sempat berfikir, asuransi hanya untuk orang kaya saja, hanya untuk orang-orang berkelas. Padahal asuransi sangat dibutuhkan, jadi yang namanya kebutuhan nggak cuma dirasakan oleh orang-orang berkelas saja tapi kelas menengah kebawah juga harus merasakan manfaat asuransi. 

premi asuransi pertama punya alm. Bapak
Saya sebenarnya paling nggak suka mengkotak-kotakkan tipe masyarakat dengan membaginya menjadi kelas atas, menengah dan bawah. Tapi itu kenyataan yang saya lihat. Kalau saya pulang ke kampung saya di Jawa, sesekali saya bertanya apa paman dan bibi saya mengenai asuransi. Jawabannya oalaah opo iku asuransi, wong bisa makan aja syukur Alhamdulillah. Ya, karena orang-orang di kampung saya tahunya asuransi itu mahal, asuransi itu ribet, asuransi itu cuma untuk orang yang kelebihan duit. Yang penting bagi mereka uang bisa dipakai buat makan hari ini, mereka nggak memikirkan bagaimana nanti. Untuk menjelaskan secara detail saya memang tidak paham, tapi kalau saya ceritakan bagaimana alm Bapak meninggalkan uang cukup untuk kami dari hasil klaim asuransi mereka jadi ingin memiliki asuransi sesuai dengan kebutuhan mereka.


Dari pengalaman saya diatas saya jadi menarik kesimpulan kalau distribusi asuransi memang tidak merata. Industri asuransi sebaiknya melakukan perubahan atau revolusi seiring dengan perubahan perilaku karena pergeseran zaman dan perkembangan teknologi. Setidaknya ada perpanjangan tangan dari industri asuransi ini yang bisa menjangkau daerah-daerah kecil yang ingin berasuransi. Disesuaikan dengan kemampuan mereka membayar premi tiap bulannya dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Nggak cuma itu, agen asuransi sebaiknya terus-menerus mendidik para nasabah tentang asuransi dan manfaat yang akan didapatkan kalau sudah berasuransi.

Equality Life Indonesia dan Revolusi Asuransi

Beberapa waktu lalu saya mengikuti gathering dengan Equity Life Indonesia. Saya kira ini perusahaan asuransi baru karena namanya tidak pernah terdengar di telinga saya. Ternyata Equity Life Indonesia ini sudah berusia 30 tahun. Ya, di usia 30 tahun ini Equity Life Indonesia siap menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia di seluruh lapisan ekonomi dan sosial untuk bisa memiliki perlindungan jiwa dan kesehatan dengan mudah melalui jalur distribusi  yang dimiliki. Jalur distribusi tersebut antara lain agency, group bisnis, bancassurance, retail insurance, dan community smarted.

Presiden Direktur PT. Equity Life Indonesia Samuel Setiawan

Equity Life Indonesia komitmen untuk melakukan revolusi di industri asuransi. Industri asuransi yang satu ini berkomitmen untuk terus mengembangkan rangkaian teknologi terbaru, inovasi produk, juga layanan yang terbaik untuk seluruh masyarakat Indonesia. 

Para Direksi  PT. Equity Life Indonesia Samuel Setiawan

Harapan saya semoga dengan adanya revolusi di dunia asuransi semakin mempermudah masyarakat yang ingin berasuransi mendapatkan pelayanan, dan ini menghapus pemikiran orang-orang tentang ribetnya asuransi.

You Might Also Like

1 komentar

  1. Revolusi asuransi sangat dibutuhkan ya jaman sekarang. Bener banget kalau menjadi sebuah kebutuhan.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!