Jakarta Aquarium Oase Edukasi Alam di Tengah Kota
Januari 20, 2017Pinguin Humboldt asal Peru ini merupakan generasi ketiga yang berhasil dikembangkan oleh Taman Safari Indonesia |
Sekedar melihat hewan-hewan tertentu seperti pinguin, ikan-ikan dan binatang melata lainnya di tengah kota sepertinya adalah vivid dream dalam kepala saya. Hal ini terungkap ketika saya bersama temanteman Komunitas BloggerCrony turut menghadiri gathering yang di selenggarakan oleh Jakrta Aquarium di Neo Soho kawasan Podomoro Land Jakarta Barat yang bersebelahan dengan Central Park. Tepatnya di Pinggo Resto yang berada dalam satu areal Jakrta Aquarium yang terintegrasi dengan Mall Neo Soho. Tentunya inilah kabar yang sungguh menjadi kabar gembira bagi saya bahwa di tengah kota yang padat ini bisa dijumpai habitat hewan laut, dan mamalia subtropis yang sejatinya tidak terdapat dalam habitat hewani di Indonesia. Namun hewan tersebut ternyata ada dan bisa hidup dan berkembang biak di negeri ini.
Pinguin Humboldt asal Peru ini merupakan generasi ketiga yang berhasil dikembangkan oleh Taman Safari Indonesia |
Pinguin yang ada adalah salah satu dari spesies unggas yang hadir melengkapi Jakarta Aquarium. Segala rumusan dan pertimbangannya untuk menjadi pilihan dibukanya Jakarta Aquarium mungkin telah melewati berbagai proses yang panjang. Dan kehadirannya kelak akan bisa dilihat oleh pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat dan para pegiat edukasi konservasi yang ada di Indonesia di jakarta di bulan Februari 2017 nanti. Kelak akan terdapat binatang mamalia laut lainnya yang ada di Lembaga Konservasi Jakarta Aquarium.
Lembaga Konservasi Jakarta Aquarium juga merupakan bagian
dari Taman Safari Indonesia serta bekerja sama dengan Aquaria KLCC Singapore. Lembaga
Konservasi ini berfungsi sebagai tempat pemdidikan, peragaan, penitipan satwa
sementara, sumber indukan, cadangan genetik untuk mendukung populasi in-situ,
sarana rekreasi sehat, dan sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Tidak mudah untuk mendirikan Taman Satwa sebagai tempat
Konservasi. Setidaknya ada beberapa kriteria untuk berdirinya Taman Satwa:
a. Memiliki satwa yang dikoleksi sekurang-kurangnya 2(dua) kelas taksa
b. Memiliki luas areal sekurang-kurangnya 2(dua) hektar
c. Memiliki jenis satwa yang dilindungi, satwa yang tidak dilindungi dan/atau satwa asing
d. Memiliki sarana pemeliharaan dan perawatan satwa, sekurang-kurangnya terdiri atas :
- Kandang pemeliharaan, perawatan dan pengembangbiakan
- Kandang peragaan
- Prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain
e. Memilki fasilitas untuk pengunjung antara lain :
- Pusat informasi umum
- Toilet
- Kantin atau restoran
Segala kriterium untuk menjadikannya tempat konservasi atau
dengan kata lain habitat yang dibuat seperti habitat aslinya dengan tujuan menjadi tempat pendidikan bagi
masyarakat luas tentu telah menjadi kriterium internasional untuk tetap menjaga
ekologi sebagaimana mestinya. Seperti yang ada dalam standar internasional
Association of Zoos and Aquariums (USA).
Kebutuhan
|
Standar AZA
|
Jakarta Aquarium
|
Area Darat
|
0,7m2 /ekor
|
Total Area – 36m2
(6m2 /ekor)
|
Area Air
|
0,4m2 /ekor
|
Total Area – 40m2
(6,67m2 /ekor)
|
Kedalaman Kolam
|
0,9 meter
|
1 meter
|
Volume Air
|
2025 L /ekor
|
Total Volume –
36000 L 6000L /bird
|
Begitu pentingnya edukasi satwa laut dan satwa lainnya
kepada masyarakat luas akan sangat berarti. Tentu hasil akhir yang di harapkan
adalah kesadaran itu sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak pernah
berdiri sendiri dan selalu terikat hubungan (conection) dengan makhluk lainnya
seperti satwa yang ada di luar sana.
Akan halnya setiap orang yang ingin terus memahami apa yang terjadi disekitarnya terutama alam di sekitarnya. Berapa banyak pertanyaaan sudah yang sering muncul dan mungkin hanya sedikit yang dapat terjawab. Sumber-sumber pengetahuan tentang hewan dan makhluk lainnya yang hidup di habitat yang sangat sulit di jamah selain dengan cara sulit juga cukup memakan waktu yang cukup banyak. Bisa-bisa selama menuju tempat habitat hewan ini akan menghabiskan waktu seumur hidup kita.
Bagi saya Jakarta Aquarium sebagai konservasi buatan di
tengah kota adalah juga oase akan ilmu pengetahuan yang akan mampu mendekatkan
manusia untuk mengenal kehidupan global (bumi).
Demikian terimakasih.
2 komentar
Unyu... pinguinnya
BalasHapusWah Baru nih :) Bagus Dan mengedukasi harusnya makin banyak tempat begini di Jakarta 👍
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!