Kampung Terang Hemat Energi Program CSR Philips Menjangkau Desa Terpencil Dengan Energi Surya
Agustus 11, 2017
Meski kini malam-malam gelap gulita sudah hampir tak ada
terutama di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Namun nyatanya masih ada
sebagian masyarakat desa terpencil yang belum merasakan terang benderang saat
malam. Hal ini terungkap saat saya mengikuti mengikuti Peluncuran Program
Kampung Terang Hemat Energi (KTHE) bertempat di Jakarta Theater Rabu 2 Agustus 2017 lalu. Malam-malam desa
terpencil itu belum merasakan terangnya sinar lampu listrik yang sudah di
temukan berabad lamanya. Sedangkan sumber penerangan malam hari mereka masih
melalui lilin, minyak tanah dan alat seadanya yang didapat dari sekitar mereka.
Tentu keadaan tersebut menjadi suatu hal yang tidak mungkin bagi masyarakat kota. Dan nyatanya
ada.
Ketersediaan infrastruktur yang memungkinkan mereka teraliri
listrik sangat sulit. Sementara teknologi juga berkembang mencari sumber energi
terbarukan. Menurut data tahun 2016 ada sekitar 12.000 desa mencakup 30 juta
jiwa belum memiliki akses listrik. Philips melalui program CSR KTHE akan
mejangkau sekitar 25 desa di Sumatra Utara, Bali Timur, Kalimantan Tengah, dan
Maluku. Dan tahun ini Philips mencatat tersedianya 2.886 titik lampu baru. Dan ini
melebihi 10 kali lebih banyak dari program KTHE 2015 yang lebih dulu di
sediakan di desa terpencil di Sulawesi Selatan.
Rami Hajjar, Country Leader
Philips Lighting Indonesia mengatakan kegembiraannya dapat menolong
lebih banyak masyarakat untuk mendapat cahaya lampu di malam hari. Dan dapat
menjadi jembatan kesenjangan pencahayaan di desa-desa. Sehingga aktifitas dan produktifitas
desa dapat berjalan meski di malam hari. Seperti Puskesmas yang dapat
beroperasi selayaknya di siang hari terutama dalam keadaan pelayanan darurat. Mobilitas masyarakat dan barang desa tidak
terbatas pada siang hari saja. Sudah
menjadi Komitmen global perusahaan Philips menciptakan kehidupan lebih baik
dengan menyediakan cahaya lebih terang termasuk di desa-desa terpencil di
seluruh negeri.
Program CSR KTHE Philips ini menerapkan energi terbarukan
tenaga surya. Sejak penemuan pencahayaan tenaga surya fokus perusahaan Philips
menyediakan sistem pencahayaan di dalam dan di luar ruang. Tenaga matahari
(surya) di Indonesia merupakan energi yang dapat mudah di dapat. Di tambah
keunggulan teknologi LED yang kini juga sudah sangat berkembang. Sehingga sistem
pencahayaan LED dengan energi surya menjadi konsumsi daya yang sangat rendah
dan mudah di pasang. Dengan pengalaman selama lebih dari 125 tahun Philips
berevolusi sistem pencahayaan.
Lampu Philips LED Tenaga Surya |
Program CSR KTHE Philips ini juga di jalankan bersama
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kopernik yang bergerak di bidang teknologi
untuk memberdayakan penduduk di desa terpencil dan telah bermitra sejak tahun
2015. Bersama Kopernik, Philips telah menciptakan lebih dari 300 titik lampu
baru bagi sekitar 11.800 masyarakat di Sulawesi Selatan. Dan di tahun tersebut
Philips Lighting secara global menyerukan ajakan untuk mengakhiri kemiskinan
cahaya dalam rangka Tahun Cahaya Internasional PBB (UN’s International Year of
Light- IYOL).
Bagi saya ketersediaan listrik di malam hari sangat membantu
sekali. Terutama saat menulis yang seringnya di lakukan pada malam hari. Dan tentu
energi yang paling berjasa membantu saya selama menulis adalah energi listrik. Namun
hingga saat ini energi listrik yang saya dapat kan selama ini berasal dari
PLTA. Dan pernah suatu kali memiliki kegelisahan ingin menggunakan energi
listrik bertenaga surya yang menjadi sumber energi rumah saya. Agar cost yang
biasa saya bayar tagihan listrik saya ganti dengan cost maintenance tools panel
tenaga surya. Mengetahui Philips telah menciptakan sistem pencahayaan listrik
tenaga surya sungguh merupakan kebahagian saya. Namun kini yang masih menjadi
pertanyaan saya berapa biaya untuk memiliki sistem panel surya Philips itu ya? Hmmm
apakah lebih murah di banding listrik yang selama ini saya pakai? Pertanyaan
ini mungkin akan dapat jawaban dari Philips.
Dan menurut saya bukan mustahil rumah kontrakan yang ada di
kota-kota besar lebih senang menggunakan listrik tenaga surya ketimbang membeli
token listrik. Hehe ini hanya statement asal saja. Mungkin hanya imaji yang gak
perlu di hayalkan terlampau panjang.
Demikian salam.
2 komentar
semoga makin banyak desa-desa yang menjadi terang berkat kampung terang hemat energi ini ya om he..he..
BalasHapusSemoga om, nanti banyak kampung yg jadi kampung philips namannya yaa ...hehe
HapusTerima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!