Peluang Koperasi Kelola Bisnis Gurih Pariwisata
April 15, 2016
Disudut ruang creativity hub, SMESCO
RumahKU kembali sebuah diskusi diperbincangkan. Kali ini bertema Peluang
Koperasi Dalam
Mengelola Bisnis Pariwisata. Creatitvity
hub merupakan space yang tak kalah menarik dari seluruh bagian ruang SMESCO.
Sebab ruang ini memang demikian di rancang sebagai penarik pengunjung. Nah,
bulan april 2016 ini merupakan diskusi rutin menjadi agenda yang diadakan di
awal bulannya. Bertujuan menciptakan sinergi antar deputi kementerian koperasi
dan ukm.
Perkembangan bisnis di sektor pariwisata yang cukup
pesat dan memiliki daya besar sebagai penggerak ekonomi nasional. Dan petumbuhan
yang terus tinggi di sektor ini memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional. Jumlah wisatawan terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) kunjungan wisatawan mancanegara(wisman) pada tahun 2015
mencapai 10,41 juta kunjungan melampaui target pemerintah, yakni 10juta
kunjungan wisman. Nah kemudian di tahun 2016 ini, kunjungan wisman akan
ditargetkan mencapai 12juta wisman. Dan wisatawan nusantara (wisnus) di
targetkan mencapai 260juta kunjungan wisnus. Dari data tersebut pemerintah
memproyeksikan pendapatan devisa Indonesia hingga sebesar Rp 172 trilyun dari kunjungan
wisman. Sementra dari kunjungan wisnus akan ditargetkan mencapai Rp 223
trilyun.
Pengelolaan dalam bisnis pariwisata ini
pada kenyataannya didominasi swasta baik pemodal asing maupun investor lokal yang kurang menyentuh
kesejahteraan masyarakat sekitar. Sementara koperasi sebagai salah satu badan
hukum Indonesia masih menjadi pemain cilik dalam bisnis pariwisata ini.
Pariwisata sejatinya adalah bisnis yang langsung dilakukan seluruh rakyat.
Masyarakat yang tinggal di daerah destinasi wisata sesungguhnya pula merupakan
wajah Indonesia, wajah negeri besar ini. Wajah
yang seharusnya selalu menatap tegak orang yang datang bertamu.
Menjamunya dengan norma dan adat kehormatan sebagai orang Indonesia yang memiliki keluhuran tinggi. Dan
keluhuran system tata kelola yang dapat merawat nilai-nilai luhur tersebut
terdapat dalam badan hukum koperasi. Jelas bukan hanya soal kesejahteraan yang
meningkat. Namun keluhuran kearifan lokal masyarakat pun mampu berkembang
mengikuti perkembangan ekonomi.
Kemenkop UKM berupaya mendorong
keterlibatan koperasi masuk mengelola dan mengembangkan destinasi pariwisata
berbasis komunitas. Deputi Kemenkop dan UKM Wayan Dipta mengatakan, Kemenkop
memberikan fasilitas dan bantuan yang bersifat stimulan sebagai modal koperasi.
Juga secara serius mengembangkan model desa wisata yang dikelola oleh koperasi.
Saat ini baru ada delapan desa wisata yang mendapat pembinaan Kemenkop UKM,
yaitu Kabupaten Samosir, Sumut; Desa Sesaot dan
Desa Banyumulek, di NTB; Taman Laut 17 Pulau dan Kabupaten Ngada dan
Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat,
NTT; Kampung Mempura, Riau; Danau Lut Tawar, Aceh Tengah ; Candi
Borobudur, Magelang. Koperasi –koperasi di desa wisata tersebut menjalankan
berbagai usaha antara lain homestay, kapal wisata, serta penataan UKM sekitar
obyek wisata.
Suherman, Ketua Koperasi Catra Gemilang |
Salah satu pengelola koperasi yang berbasis
wisata hadir dalam diskusi ini adalah Bapak Suherman sebagai ketua Koperasi
Catra Gemilang yang berlokasi di daerah wisata Candi Borobudur Magelang. Beliau membeberkan
kegiatan koperasi yang dinakhodainya. Sejak didirikan pada tahun 1996 koperasi
Catra Gemilang hingga sekarang sudah beranggotakan 3000 orang. Koperasi yang
berdiri di sekitar areal wisata Candi Borobudur ini mampu berhasil bertahan
hingga kini dan memberdayakan anggotanya. Mampu menjawab problem kesejahteraan
anggotanya. Dikarenakan kepengurusan yang kuat dan kesadaran kebersamaan yang
solid. Kepercayaan terhadap pengurus yang tinggi, dan pengurus yang loyal dan
amanah menjadi kunci kesuksesan Koperasi Catra Gemilang ini. Tercatat beberapa
usaha yang sudah berjalan dan bertahan hingga kini, homestay, fhotographi
kenangkenangan, warung makan wisata, dan warung oleh-oleh wisata. Beliau
mengatakan keteladanan pengurus dan konsistensi kuat mengemong anggota menjadi
modal paling mendasar koperasinya mampu terus bertahan.
Hadir pula narasumber yang turut menambah
informasi terkini baik regulasi maupun statistik mengenai Koperasi di lahan gurih bisnis
pariwisata ini, Ibu Oneng Setya Harini Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan
Masyarakat. Juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bapak
Didin Junaidi. Sebagai regulator (pemerintah) dan stakeholder semua nya adalah
satu kesatuan bangunan Negara atau Bangsa Indonesia. Jika sinergitas ini
berfungsi dan mempunyai kosistensi seperti yang dimiliki koperasi Catra
Gemilang maka kemajuan Negara yang berdampak pada naiknya kesejahteraan rakyat
semakin baik.
Sampai Ketemu dalam diskusi berikutnya.
0 komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!