Sebuah Gerakan lahir dari Blogger Meetup bersama Dompet Dhuafa
Oktober 05, 2019Acara Blogger Meet Up bareng Dompet Dhuafa. |
Kehidupan selalu diwarnai dengan penuh liku dan dinamikanya. Kehidupan yang tenteram pasti jadi dambaan setiap orang. Kehidupan yang mapan memiliki segala kecukupan sangatlah wajar untuk setiap orang. Memiliki harta selama menjalani kehidupan sangat dibutuhkan. Namun kehidupan di dunia bukan kehidupan yang abadi. Kelak akan berganti menemui hari akhir. Dalam islam ada kehidupan akhirat.
Selama hidup didunia kita harus mengisinya dengan kebaikan. Bentuk kebaikan itu banyak sekali. Dalam islam ada amal jariyah. Amal dalam bentuk harta yang diberikan kepada sesuatu yang memiliki arti dapat menolong orang lain. Bagaimana mau menolong orang lain sedang diri sendiri aja masih kurang? Nah inilah yang menjadi pokok masalah. Belum selesai dengan urusan pribadi. Merasa masih kurang.
Sementara yang namanya menolong adalah sebuah aksi. Perbuatan tanpa embel-embel pertanyaan kenapa, nanti gimana. Lakukan saja. Seperti halnya saya melihat wakaf. Di Indonesia wakaf selalu identik dengan 3M, Wakaf Masjid, Wakaf Makam dan Wakaf Madrasah. Sementara banyak terjadi pemberian wakaf tak dibarengi dengan penyertaan pengelolaan yang dapat bermanfaat lebih banyak. Disinilah perlunya Jariyah amal kecil yang dilakukan terus menerus dan membantu pengelolaannya.
Bersama Dompet Dhuafa pada hari Rabu 2 Oktober 2019, para blogger berkumpul dalam agenda Blogger Meet up. Membincang peran Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropy yang sudah terpercaya di Indonesia. Kemudian membahas pokok bahasan Wakaf yang kini menjadi sorotan program oleh Dompet Dhuafa bidang Wakaf. Turut menjadi pembicara Yuli Pujihardi Dir. Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa dan Dir. Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa, MC Putri Mounda, Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa. Boby P. Manulang GM. Wakaf Dompet Dhuafa dan Syafii Direktur Dompet Dhuafa bidang pendidikan.
Blogger mendapat banyak insight soal perkembangan Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropy yang sudah berdiri sejak 1993. Jika di bandingkan dengan dunia perbloggeran sungguh sangat jauh terpaut. Dompet Dhuafa sudah jauh bergerak lebih lama di banding dunia perbloggeran. Apalagi melihat para sosok Foundernya, Parni Hadi, Erie Sudewo, Sinansari Encip dan Haedar Bagir. Yang kesemuanya adalah kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin juga sekaligus kaum kaya. Dan Dompet Dhuafa sudah dikukuhkan sebagai Nazhir wakaf sejak 16 Juni 2004.
Beberapa aset wakaf produktif juga sudah berdiri dan bergerak melayani masyarakat dhuafa. Ada Rumah Sakit, Sekolah, Kebun dan Masjid. Aset wakaf tersebut dikelola secara produktif, surplus wakafnya digunakan untuk mauqufalaihi atau penerima manfaat program pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial umum Dompet Dhuafa.
Sosial Enterprise Hospital Model dan Skema Wakaf Productif
Aset Rumah Sakit juga berjalan dengan business model yang tidak melulu mencari keuntungan. 7 RS yang dikelola terus menerapkan aspek sosial diatas kepentingan bisnisnya. Skema wakaf produktif yang menjadi dasar pergerakan membuat alur yang berujung kepada dampak kepada pemberdayaan masyarakat. Five Stars Hospital Accreditation membuktikan RS yang dikelola oleh Dompet Dhuafa memiliki standart yang tidak kalah dan menyempitkan gap antara pelayanan simiskin dan sikaya. Dhuafa juga berhak mendapat pelayanan kesehatan setara bintang lima.
Di bidang pendidikan Dompet Dhuafa juga telah mengelola beberapa diantaranya Lembaga Pengembangan Insani yang mengelola Sekolah SMART Ekselensia Indonesia, Sekolah Guru Indonesia, Beastudi Etos. Sekolah Islam AlSyukro Universal, dan Sekolah SMART Cibinong.
Saat ini Dompet Dhuafa sedang membangun Dompet Dhuafa University, tetapi sudah menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) angakatan pertama di bangunan Lembaga Pengembangan Insani masih dalam kawasan Zona Madina, Parung -Bogor.
Kemudian juga ada sebuah program mahakarya Dompet Dhuafa dalam Pendidikan Tahfidz yang kompetensi kepemimpinannya, ilmu pengetahuan teknologi terkininya bisa di banggakan selain sebagai hafidz quran tentunya. Akan di bangun di desa Benda Kecamatan Cicurig Lido, Sukabumi dengan nama Pesantren Hafidz Village.
Kemudian juga ada Khadijah Learning Center (KLC) yanh akan dibangun di Jl Kencana V, kelurahan Rawa Mekar Jaya Kecamatam Serpong Tangerang Selatan. KLC adalah lembaga pendidikan non formal yang memiliki misi meningkatkan kompetensi kaum perempuan selayaknya seperti Siti Khadijah istri Rasulullah yang berjiwa enterpreneur dan ruhiyah keislaman.
Kemudian juga ada program Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa di Desa Cirangkong Kecamatan Cijambe Subang Jawa Barat. Telah mengolah lahan seluas 8,5 hektar yang ditanami beraneka tanaman buah. Diantaranya buah nanas, pepaya, buah naga, jambu kristal dan alpukat. Kesemuanya adalah lahan wakaf yang sedang dberdayakan untuk perekonomian.
Kemudian juga Daya Mart sebuah gagasan pemberdayaan dhuafa berbasis minimarket. Daya Mart juga merupakan sebuah minimart unik suatu toko "One Stop Service" menerapkan sistem swalayan yang menjual makanan (consumer goods) serta jasa. Berfungsi juga sebagai showroom produk UKM binaan Dompet Dhuafa. Daya Mart didirikan dengan kepemilikan mayoritas mustahik atau keluarga miskin dan sebagian investor yang peduli dan ingin berbagi melalui investasi bisnis berbasis sosial. Banyak hal berbeda dan unik dengan minimart ini. Selain bersumber dari dana sosial kepemilikan yang memiliki dhuafa dengan supervisi Dompet Dhuafa.
Dan banyak lagi aset dalam bentuk ruko yang juga bergerak secara potensial dan telah memberikan surplus dalam impact pengelolaanya. Sehingga dengan demikian besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Dompet Dhuafa juga meraih The 2016 Ranob Magsaysay Awardees sebaggai lembaga philanthropy dunia.
Dan masih banyak lagi sejembreng program Dompet Dhuafa dalam misinya memberdayakan masyarakat. Apalagi disaat mendapat penjelasan bagaimana wakaf bekerja dalam membantu masyarakat dan kebaikan yang dapat diperoleh wakif (orang yang berwakaf).
Dalam hukum Islam mengenal istilah pahala yang artinya nilai kebaikan. Sebuah perilaku kebaikan akan mendapat nilainya di kehidupan akhirat kelak. Bagi saya sebagai blogger jadi terbesit pertanyaan apa kebaikan yang pernah saya lakukan?. Renungan jauh kedalam di lubuk paling palung. Ah mesti ada sesuatu yang dilakukan. Secara spontan saya melontarkan ide GASPUL yang artinya Gerakan Sepuluh Ribu. Yang terinspirasi dari paparan Bobby yang menyampaikan bahwa untuk berwakaf bisa dilakukan walau hanya 10 ribu saja.
Hukum kajian fiqih progressive memberikan ruang untuk memberi hujjah pada suatu perkara sesuai dengan keadaan zamannya. Berwakaf senilai 10K tentu saja membuat langkah siapapun ketika sudah berniat berwakaf bisa langsung dilakukan tanpa hambatan. Apalagi teknologi digital saat ini mendukung hal tersebut.
Seiring berjalan paparan tersebut idenya mengerucut jadi Gaspol, Gerakan wakaf sepuluh ribu. Tapi belum ada kata yang mewakili Blogger nya. Bagaimana jika GASPOLER ? Sepertinya ini semakin menarik dan menantang untuk di lemparkan ke forum temen-temen blogger.
Yasudah terjadilah sahutan bentuk dukungan sebagian manteman. Dengan bismilah jadilah Gaspoler sebagai dukungan blogger sebagai aksi nyata dalam melakukan wakaf meski hanya sebesar sepuluh ribu rupiah.
Gayung bersambut dan penuh kejutan bahwa Dompet Dhuafa juga punya platform untuk bisa dijadikan sebagai platform bersama dalam penggalangan dana apapun untuk kegiatan maupun campaign sosial komunitas atau masyarakat luas. Platform bawaberkah.org akhirnya menjawab pemikiran rumit saya yang seketika terurai. Ndak terbayangkan jika pengumpulan wakaf teman-teman blogger melalui rekening pribadi. Apa jadinya duniaaa...
Platform bawaberkah.org memudahkan Gaspoler membuat campaign sekaligus pengumpulan wakaf dari teman-teman blogger seluruh dunia. Dengan mengucap alhamdulillah akun Gaspoler disini manteman. Silakan klik dan berdonasi wakaf. Mimpi paling besarnya adalah memiliki kavling wakaf kebun di program Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa. Nilainya cukup besar juga, mencapai 125 juta.
Jika bisa dilakukan bersama-sama dan konsisten insyaAlloh semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Mari kita buktikan dengan langkah kecil-kecil hingga nanti mencapai target besarnya.
Demikian, terimakasih atas acara yang memberikan banyak inspirasi. Saya merasa bangga untuk bisa bergerak bersama teman-teman blogger semua.
7 komentar
Wuidiw...hebat Gaspoler. Sukses ya, berkah buat semua. Wakaf emang keren, manfaatnya luar biasa. Bisa jd pemersatu blogger jg di gaspoler.
BalasHapusBlogger bersatu, berwakaf. Gaskeeunn !!
HapusMemikirkan mereka yang dhuafa, memang menjadi kewajiban kita semua. Salut ada lembaga seperti DD menjadi mediator antara mereka yang berlebih dan mereka yang butuh pertolongan.
BalasHapusMari menjadi bagiannya. Sekecil apapun langkah kita
HapusInget DD, semenjak kuliah tidak jauh dari kampus lokasi kantornya. Dan pernah ke desa binaan waktu itu kampung iwul. Manajemen DD begitu hidup dan tertata rapi, sehingga bisa sukses hingga sekarang ini. Kebersamaan menjadi sebuah ikatan yang menyatukan. Salam gaspoler.
BalasHapusAnak UIN pasti :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!