Hari Belajar di Luar Kelas Sedunia di Laksanakan Juga di Indonesia

November 03, 2018

Penandatangan Deklarasi Sekolah Ramah Anak (SRA) yang merupakan bagian dari OCDay 
oleh wali siswa-siswi SLBN Balikpapan, 
yang menujukkan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam kegiatan OCDay melalui Sekolah Ramah Anak.  

Tahukah kalian kalau setiap tanggal 1 November adalah Hari Belajar di luar kelas? Dengan bahasa lain dikenal dengan Outdoor Classroom Day (OCDay)

Belajar di Luar Kelas itu menyenangkan lho. Jadi ingat deh  masa-masa sekolah waktu masih Sekolah Dsar dulu. Senangnya jika dapat bermain banyak waktu di halaman. Rasa-rasanya suasana bermain seperti itu yang selalu di rindukan dan terkenang hingga sekarang. 

Sayangnya saat itu, belajar di luar kelas hanya saat pelajaran olahraga saja atau kegiatan ekskul. Waktu itu saya juga kebetulan dapat kesempatan menjadi wakil sekolah mengikuti program sadar kebersihan. 

Teringat saya beban berat yang berikan oleh kegiatan sadar kebersihan ini untuk menyampaikan dan menularkan kepada teman-teman lainnya di sekolah. Saat itu saya masih duduk di kelas 4. Saya menjadi sosok yang suka menegur dan menasehati teman-teman untuk membuang sampah pada tempatnya. 

Tidak hanya itu, saya pun dituntut untuk menjadi teladan bagi teman yang lain untuk menjaga kebersihan di lingkungan sekolah. Keluguan dan kepolosan saya saat menindak dan menegur ataupun mencontohkan utnuk tidak membuang sampah sembarangan masih menempel hingga kini. 

Namun tentunya berbeda dengan saat saya masih kecil dulu. Mengubah perilaku sekitar kita memang tidaklah mudah. Kesadaran saja tidak cukup, melainkan juga harus disertai kepedulian dalam melakaukan tindakan nyata. 

Waktu saya masih SD, dan kini setelah besar dan menjadi blogger peristiwa itu selalu memecut saya untuk selalu menjadi pribadi yang Role of  Model. Pribadi yang mampu mencontohkan bukan hanya menegur dan menasehati menyoal buang sampah sembarangan. 

(Kiri-Kanan) 
Kepala Dinas PPPA Balikpapan, Sri Wahjuningsih; Kepala Sekolah SLBN Balikpapan, Mulyono; 
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak KPPPA RI, Lies Rosdianty; 
Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan KPPPA RI, Indrawati, 
pada saat serah terima piagam penghargaan dari KPPPA RI untuk SLBN Balikpapan yang telah berpartisipasi dalam kegiatan OCDay 
dan menjadi Sekolah Ramah Anak.

OCDay di Indonesia kini lebih banyaj memberikan akses siswa sekolah melakukan hal-hal penting di luar kelas. Beberapa diantara sebagai berikut : 
  1. Menyambut siswa dengan senyum, sapa, salam → Pendidikan Karakter (PPK)
  2. Menyanyikan lagu indonesia raya (3 stanza) → PPK (10 menit)
  3. Cuci tangan sebelum makan → PHBS (3 menit)
  4. Baca doa bersama sebelum makan → imtaq (1 menit)
  5. Sarapan sehat bersama yang disiapkan oleh orang tua → kesehatan: gizi seimbang (20 menit)
  6. Berdoa setelah makan (1 menit)
  7. Cuci tangan setelah makan → PHBS (3 menit)
  8. Membaca buku di luar ruangan (15 menit)
  9. Memeriksa lingkungan (tanaman, dll) dan menyingkirkan tanaman, barang atau hal-hal yang membahayakan anak → cinta lingkungan (20 menit)
  10. Mematikan lampu yang tidak diperlukan atau mematikan kran air yang terbuka → hemat energi (10 menit)
  11. Simulasi sadar bencana dalam lagu dan gerak → Pengurangan Resiko Bencana (5 menit)
  12. Senam Germas → Olah Raga (5 menit)
  13. Permainan tradisional→ Budaya (30 menit)
  14. Yel yel sekolah ramah anak (2 menit)
  15. Deklarasi sekolah ramah anak (3 menit)
  16. Pelantikan tim sekolah ramah anak (5 menit)
  17. Menutup dengan menyanyikan lagu maju tak gentar (3 menit) Waktu dan Tempat
Tahun ini, OCDay dilaksanakan dengan menggunakan konsep yang lebih variatif dari tahun sebelumnya. Terdapat 17 langkah kegiatan dan 10 nilai positif yang dilakukan oleh anak-anak dalam durasi waktu sekitar 3 jam. Dari 17 langkah kegiatan tersebut, anak-anak diharapkan dapat menerapkan dan berperilaku yang memenuhi 14 unsur, antara lain: pembentukan karakter positif, iman dan taqwa, kesehatan, adaptasi perubahan iklim, pelestarian permainan tradisional, cinta tanah air, literasi, pengurangan resiko bencana, dan mendorong sekolah ramah anak.

Hari Belajar di Luar Kelas/OCDay merupakan kampanye global untuk menginspirasi aktivitas belajar di luar kelas, minimal 90 menit setiap hari. Jutaan anak dari ribuan sekolah di seluruh dunia turut mengambil bagian dalam kampanye ini. Sekitar lebih dari 120 negara pada hari ini melakukan gerakan Belajar di Luar Kelas, di antaranya: Inggris, Australia, India, Colombia, Saudi Arabia dan Amerika.

Siswa-siswi SLBN Balikpapan melakukan senam Germas, 
yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Belajar Di Luar Kelas OCDay pada hari Kamis (1/10).

Pada pelaksanaan OCDay tercatat 3.464.843 anak-anak di 27.819 sekolah di seluruh dunia terlibat dalam OCDay. Sebanyak 927.395 adalah partisipan anak-anak di seluruh Indonesia yang mewakili 3.907 sekolah/madrasah di Indonesia. Mereka semua merayakan kegembiraan belajar di luar kelas pada 1 November 2018, dan sekitar 1 juta anak ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang berasal dari lebih dari 10 ribu satuan Pendidikan di seluruh pelosok tanah air.

Hadir di SMAN Puspitek, Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak, Lenny N. Rosalin, menyatakan bahwa pelaksanaan OCDay melalui SRA merupakan salah satu upaya memenuhi hak anak dan melindungi mereka dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi selama berada di sekolah. “Salah satu indikator terbentuknya Sekolah Ramah Anak adalah kegiatan belajar di luar kelas. Sekolah Ramah Anak membantu mewujudkan kondisi aman, nyaman, serta dan menyenangkan, selama anak di sekolah. Karena itu, belajar di luar kelas sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar ramah anak. Dengan demikian diharapkan kesehatan mental dan fisik anak-anak kita semakin baik. Membuat mereka semakin banyak melakukan aktivitas yang juga baik untuk tumbuh kembangnya. Sekolah Ramah Anak ini juga sudah luar biasa membantu menciptakan suasana belajar yang membangun karakter positif anak yang penuh persaudaraan dan keakraban,” jelasnya.

Deputi V Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan dan HAM Strategis, Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardhani turut hadir di SMAN 2 Tangsel. Menurutnya, “Masa Indonesia Emas 27 tahun dari sekarang adalah masa depan anak-anak yang sekarang sedang berada di usia sekolah ini. Karena itu, penting memberikan pengalaman belajar di luar kelas yang bermakna. Wawasan mereka akan bertumbuh lebih komplit lewat pengalaman bermain bersama, bekerjasama, bersosialisasi, dan saling mendukung dalam kesetaraan serta toleransi. Ini bekal penting bagi anak-anak calon pemimpin di masa mendatang.” ujar Jales.

Indonesia telah memulai OCDay sejak tahun 2017, yang diawali dengan kerjasama antara Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak dengan Ketua OCDay Global yang berpusat di London. Pada saat pertama kali berpartispasi, Indonesia menjadi kategori terbaik kedua setelah Inggris. Hal ini tercapai karena jumlah sekolah yang mengikuti dan melaksanakan OCDay di Indonesia semarak dengan berbagai tema. Di tahun 2018, Indonesia berpartisipasi kembali dengan jumlah SRA sebanyak 11.097 di 236 kabupaten/kota di 34 provinsi yang diikutsertakan.

Kampanye global di Indonesia tahun ini serentak dipusatkan di beberapa sekolah yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, yaitu SMAN 2 Puspitek Serpong Tangerang, SDN 2 Bukittinggi, SLB Balikpapan, SMA Advent Manado, SDN 2 Lateri Ambon, dan YPK Kristus Jayapura.

 Keceriaan siswa-siswi SLBN Balikpapan yang berpartisipasi pada kampanye global 
Hari Belajar di Luar Kelas/OCDay yag secara serempak dilaksanakan di seluruh Indonesia dan seluruh dunia.

Pelaksanaan OCDay ini selaras dengan amanat yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo agar setiap sekolah melakukan proses pembelajaran di luar kelas lebih banyak dengan persentase 60% daripada belajar di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak membosankan, sekaligus memberi tantangan yang berbeda bagi anak-anak.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise, yang menghadiri OCDay di SD Negeri 2 Lateri Ambon, berharap semakin banyak satuan pendidikan yang ikut berpatisipasi dalam OCDay. Diharapkan pula, aktivitas ini tak hanya dilakukan satu tahun sekali dengan inovasi beragam yang dilakukan oleh sekolah. “Kampanye global ini perlu direspon secara positif. Saya berharap kegiatan ini akan semakin mendorong percepatan pembentukan dan pengembangan sekolah ramah anak agar semakin banyak anak yang terlindungi di sekolah,” ungkapnya.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama, serta didukung oleh Kerlip. Murid dan guru (seluruh warga sekolah) yang mengikuti kegiatan dapat membagi momen tersebut melalui hastag #belajardiluarkelas

Demikian 
Salam.




You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!