Pentingnya Teknologi Akses Pangan yang Akurat Mengatasi Permasalahan Pangan

Agustus 28, 2018

Volunteer FOI 

Permasalahan pangan di seluruh Indonesia merupakan persoalan sangat penting dan begitu darurat. Tidak semua orang dapat beruntung mendapati makanan yang layak dan mencukupi standar pemenuhan gizi terbaiknya.

Asal bisa makan tentunya menjadi dasar kaum papa yang tak memikirkan berapa nilai asupan gizi yang terbaik bagi dirinya. Sudah bisa makan saja sudah cukup membuat bahagia. Meski hal ini bukanlah sesuatu yang menyedihkan namun memberikan suatu standar yang penting untuk diperhatikan demi pemenuhan gizi dalam standar terbaik mereka.

Terlebih jika di temukan persoalan stunting atau kelaparan. Betapa sisi kemanusiaan kita mendapat cabikan yang mendera kepedulian untuk bergerak mengulurkan tangan. Caranya bagaimana? Keterlibatan menjadi volunteer atau kerelawanan dalam setiap peristiwa pemenuhan gizi terbaik adalah jawababnya.

Volunteer Sayap Dari Ibu (SADARI)
Melalui apa? Saat ini banyak lembaga sosial kemasyarakatan yang berfokus pada membantu masyarakat dalam memperluas akses pangan. Seperti FOI (Foodbank of Indonesia) yang telah berdiri dan bergerak sejak 21 Mei 2015 dibawah Yayasan Lumbung Pangan Indonesia dengan misi memerangi kelaparan dan meningkatkan gizi pada anak.

Seiring berjalan juga kini menemukan para lansia yang mengalami problem stunting dan menjadikan fokus baru pengananan organisasi nirlaba ini. FOI menjadi jembatan antara pihak yang berkecukupan dan pihak yang membutuhkan.

Kebutuhan data yang tepat dan akurat dalam delivery penanganan memerlukan akses teknologi. Seiring daerah penyebaran dan pantauan kerja FOI yang terus bertambah menuntut ketepatan langkah dan capaian antara laporan dan delivery penanganan.

Inilah akhirnya yang menjadikan FOI menggandeng Esri Indonesia untuk membuka akses data pangan dengan Teknologi ArcGIS. Apa itu teknologi ArcGIS? Teknologi ArcGIS platform yang dimiliki oleh Esri Indonesia merupakan sebuah teknologi terintegrasi yang dapat membantu FOI dalam menyediakan wadah pengumpulan data dan menyampaikan informasi. Teknologi ArcGIS merupakan sebuah aplikasi yang terintegrasi untuk membantu FOI dalam menyediakan wadah pengumpulan data dan menyampaikan informasi.

Penandatanganan MOU kerjasama teknologi akses pangan 
Tepat pada tanggal 24 Agustus 2018 lalu, kesepakatan kerjasama antara FOI dan Esri Indonesia itu juga di tandatangani disaksikan Kepala Kelurahan Cipulir Kebayoran Lama. Sekaligus diluncurkannya ArcGIS untuk pertama kalinya untuk dapat diakses oleh volunteer FOI dan semua pihak yang berkolaborasi mengentaskan permasalahan pangan.

Kebersamaan saling berkolaborasi mulai dari pemerintah, Lembaga kemasyarakatan dan swasta menjadi ikatan sinergi yang akan mendorong tujuan akses pangan yang lebih baik.

Link akses ArcGIS : bit.ly/esri_foi

Tentang Esri Indonesia dan Foodbank of Indonesia (FOI)


Esri Indonesia merupakan pionir dan pemimpin dalam teknologi Geographic Information System (GIS). Perusahaan ini telah memprakarsai penyusunan dan analisis dari informasi geografis – ilmu dibalik GIS modern – untuk menginformasikan proyek landmark dan mengembangkan produk yang terdepan dalam kualitas. Dengan lebih dari 400.000 klien di 150 negara, Esri telah memiliki cakupan global dan juga dianggap memiliki kemampuan yang serupa dengan IBM, Microsoft, SAP dan Amazon.

CEO Esri Indonesia Achmad Istamar
CEO Esri Indonesia, Achmad Istamar, mengungkapkan bahwa kerjasama ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kepedulian masyarakat dan merintis terbukanya akses pangan di Indonesia melalui aplikasi ArcGIS. “Melihat permasalahan keadilan pangan, stunting, gizi kurang dan sebagainya.

Esri Indonesia terdorong untuk berkontribusi membantu mengatasi permasalahan tersebut melalui teknologi geospasial sesuai dengan bidang keahlian kami,” katanya. Melalui aplikasi ini, FOI dapat melakukan survey terkait social mapping dan mendata calon relawan yang ingin mendaftar di seluruh Indonesia. 

FOI Gandeng Esri Indonesia Buka Akses Pangan dengan Teknologi ArcGIS


Masyarakat Indonesia banyak yang belum mendapatkan akses pangan yang layak. Menurut data GHI (Global Hunger Index) 2017, permasalahan kelaparan di Indonesia memasuki skala yang cukup serius. Sebanyak 19 juta penduduk di Indonesia mengalami kelaparan. Hal ini menunjukkan bahwa keadilan pangan belum sepenuhnya menyentuh seluruh warga Indonesia.

Founder FOI Hendro Utomo
Hendro Utomo, Founder FOI, mengatakan bahwa mengatasi permasalahan keadilan pangan perlu keterlibatan dari semua elemen masyarakat. “Kita perlu bahu-membahu menangani permasalahan ini. FOI sebagai lembaga masyarakat giat menggandeng pihak pemerintah dan dunia usaha untuk menjalankan program-program mengatasi permasalahan keadilan pangan,” ungkapnya. Foodbank of Indonesia (FOI) yang didirikan pada tahun 2015, berinisiatif untuk membantu persoalan gizi pada anak dan melakukan edukasi kepada keluarga. 

Salah satunya melalui program Sayap Dari Ibu (SADARI). SADARI adalah program intervensi gizi harian untuk anak terutama usia 2-5 tahun dan edukasi kepada orang tua mengenai gizi dan pola asuh. Salah satu perusahaan yang terpanggil untuk membangun masa depan pangan Indonesia yang lebih baik adalah Esri Indonesia.

Salah satu program intervensi gizi FOI 
Selain itu, aplikasi ini juga dapat memantau salah satu program FOI yaitu SADARI (Sayap Dari Ibu) program yang bertujuan untuk membantu mengurangi balita kurang gizi. Melalui ArcGIS, FOI bisa mengetahui keberadaan dan jumlah balita dengan status gizi buruk dan jumlah balita yang sudah berkecukupan gizi. 

Esri Indonesia dengan keahlian dalam bidang teknologi geospasial tersebut mengukuhkan kontribusi postifnya dengan pemanfaatan teknologi ArcGIS platform.

Pada kesempatan Fokus Group Discussion untuk Program Kampung Anak Sejahtera (KAS) pada 21 Agustus 2018 lalu yang diikuti para akademisi dari berbagai Universitas antara lain Universitas Sultan Ageng Tritayasa, Universitas Mathala’ul Anwar, Universitas Indonesia, UIN Syarifhidayatullah, Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dan Universitas Gajah Mada, para akademisi turut mendukung penggunaan teknologi ArcGIS ini. 

Teknologi geospasial yang digunakan pada aplikasi ini diharapkan mampu memotret situasi dan memberikan data alternatif yang nantinya akan sangat berperan memerangi kasus-kasus kurang gizi pada anak-anak dan membuka akses pangan bagi masyarakat terutama kaum lansia dan fakir miskin.
Seluruh Volunter, dan elemen berfoto bersama menunjukan semangat berkolaborasi mengatasi permasalahan pangan
Forum akademisi tersebut menegaskan pentingnya kehadiran teknologi terkini untuk membantu pegiat maupun lembaga yang bergelut di bidang keadilan pangan dalam mengetahui titik-titik tempat terjadi kurang gizi, sumber-sumber ekonomi lokal, sebaran relawan di berbagai daerah, dan proses-proses identifikasi serta aktivitas lainnya. 

Kerjasama yang dilakukan FOI dengan Esri Indonesia ini pun menjadi sangat relevan karena keakuratan data sangat diperhatikan. Data yang langsung diinput oleh para relawan FOI dan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan akan menjadi kekuatan tersendiri bagi gerakan FOI. 

Bahkan tanpa ragu data dan informasi ini akan terus didedikasikan bagi kalangan akademisi dan semua pihak yangg memerlukannya. Kerjasama ini merupakan bentuk keberpihakan FOI dan ESRI pada kepentingan kemanusiaan dan mewujudkan keadilan pangan untuk Indonesia Merdeka 100%. 

Lurah Cipulir Adi Krisno Prayogo
Penandatanganan MOU ini dihadiri pula oleh Lurah Cipulir, Kebayoran Lama, Adi Krisno Prayogo, yang sejak awal telah menjadi mitra FOI di Kelurahan Cipulir. Pada kesempatan ini dilakukan juga pembagian makanan tambahan (PMT) dan Operasi Timbang yang merupakan bagian dari program FOI, yaitu Sayap Dari Ibu (SADARI) dalam mengatasi persoalan gizi pada anak-anak. Sekaligus dilangsungkan pula penyematan seragam relawan FOI kepada para relawan yang diberikan oleh CEO Esri Indonesia.

Demikian 
Salam



You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!