Rembug Pangan Jadi Sinergi Entaskan Kelaparan Anak Indonesia

Oktober 22, 2020

Kegiatan yang menggembirakan meski dari rumah, namun aksi relawan 1000 Bunda untuk Indonesia adalah nyata. 


Masih dengan aksi 1000 bunda Indonesia dengan gerakan entaskan kelaparan pada anak. Sorotan pada hari pangan sedunia dan refleksi rembug pangan dari akademisi dan relawan. Dan dapat disimpulkan Indonesia masih punya PR besar gaes pada masalah kelaparan pada Anak Indonesia. 

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan hasil alam. Selain hasil alamnya di daratan, hasil alam di lautan juga nggak kalah berlimpahnya. Luas lautan Indonesia begitu besar dan mengelilingi pulau-pulau di Indonesia. So, nggak heran kalau Indonesia juga di sebut-sebut sebagai negeri bahari. 

Dengan berlimpah ruah hasil alamnya, seharusnya nggak ada lagi kasus kelaparan dan gizi buruk di Indonesia. Menurut LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), potensi laut Indonesia hingga Maret 2019 diperkirakan senilai Rp1.772 triliun. Angka ini sama dengan 93 persen total pendapatan APBN 2018. Namun kenyataannya masih saja ada kasus kelaparan dan gizi buruk yang terjadi khususnya pada balita dan anak-anak. Kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang pangan pada orang tua diindikasikan menjadi penyebab utamanya.



Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar dan merupakan hak asasi manusia. Berdasarkan Indeks Kelaparan Global 2019 (GHI Index), Indonesia masih mengalami masalah kelaparan yang serius. Dan Anak-anak serta balita adalah kelompok yang paling rentan. Mengapa anak dan balita? Ya, karena mereka adalah kelompok yang di asuh yang tidak dapat mengambil keputusan soal makanan. Apa yang diberi oleh orang dewasa dalam keluarganya (yang dalam hal ini adalah orang tua), itulah yang mereka asup. 

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan terjadinya pandemi Covid 19 saat ini, menyebabkan krisis sosial dan ekonomi yang berpotensi menyebabkan hampir 7 juta anak di dunia mengalami stunting akibat kekurangan gizi termasuk Indonesia.



Memperingati Hari Pangan Sedunia, pada tanggal 15 Oktober 2020, Foodbank of Indonesia (FOI) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian UGM mengadakan Rembuk Pangan Indonesia 4.0 secara virtual. Acara dibuka oleh drg. Ika Dewi Ana, M.Kes.,Ph.D, Wakil Rektor UGM. Webinar ini mengangkat tema “Cegah Kelaparan Balita di Negeri Bahari” dengan menghadirkan para narasumber dan blogger. Selain itu acara ini juga menyambut rangkaian dari “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia”. Tak kalah serunya, pada akhir acara dilakukan demo masak dengan mengolah bahan dasar hasil laut yang dilakukan oleh Chef Jo dari BeeJay Chef.

Sebagai negara megabiodiversitas di dunia, sudah sepatutnya semua pihak bergerak dan bekerjasama membantu anak-anak yang kelaparan dengan melakukan aksi nyata memerangi kelaparan dan gizi buruk demi menyelamatkan generasi bangsa untuk mencapai impian Indonesia merdeka.



Menurut Direktur Jenderal PDSPKP Kementrian dan Kelautan Ir.Artati Widiartati,MA bahwa gerakan memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) akan mendukung percepatan penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Gemarikan memiliki posisi strategis dalam menjawab permasalahan nasional seperti pangan, kesehatan dan kecerdasan.

Menurut saya memanfaatkan hasil laut secara optimal dengan mengolahnya menjadi sumber makanan yang bergizi merupakan salah satu cara untuk memerdekakan para generasi penerus dari kelaparan dan gizi buruk. Dengan kata lain, dari Indonesia untuk anak Indonesia, setuju ya??




Ayo kita dukung kegiatan Foodbank of Indonesia (FOI) dan aksi 1000 bunda dengan mempertemukan pihak yang berkelebihan makanan dengan masyarakat yang tidak punya akses terhadap makanan bergizi. Dengan begitu, kita dapat mendorong sistem pangan yang berkelanjutan dan merata demi masa depan Indonesia.

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!