Berpuasanya Orang dengan Diabetes Hipoglikemia

April 30, 2019

Sebelum mulai pinjem panggungnya buat narsis yaa...:) 


Bulan puasa sebentar lagi, sungguh tak terasa ya. Hanya menghitung hari saja, sebentar lagi Bulan Ramadhan yang di nanti bagi umat Islam akan kembali datang. Bersyukur jika kita kembali berjumpa dengan Ramadhan.

Bagi saya kembali bertemu dengan Ramadhan adalah sesuatu yang sangat membahagiakan. Sebab apa? Sebab di bulan Ramadhan ini saya memasuki kembali sekolah hidup. Sekolah selama sebulan penuh untuk kembali memaknai peejalanan hidup sebelum puasa hingga ke sebelas bulan yang akan datang.

Nikmat panjang umur salah satunya adalah bertemu kembali dengan Ibadah Puasa di bulan Ramadhan. Bagi saya yang tidak memiliki hambatan sesuatu penyakit Berpuasa di bulan Ramadhan menjadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Lalu bagaimana dengan orang yang sedang sakit. Atau sudah tervonis memiliki suatu penyakit seperti Diabetes misalnya?

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD

Nah pada tanggal 26 April 2019 lalu saya mengikuti kegiatan Media dan Blogger interview bersama MSD Indonesia atau Merch Sharp & Dohme Indonesia sebuah perusahaan biofarmasi global. Dengan tema Kontrol Gula Darah, Raih Berkah Ramadhan - Waspada Hipoglikemia Saat Berpuasa. Dengan Narasumber yang keren dan bagus sekali memaparkan topik seputas DMT2 saat berpuasa. Sebagai pembicara utama Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD Dokter Spesialis Endokrinologi dan Dekan Fakuktas Kedokteran Universitas Udayana Bali. Juga turut berbincang seorang pasien dengan Diabetes DMT2 Machrinos dan dr.Suria Nataatmadja -  MedicalAffairs Director MSD Indonesia.

Pengalaman ini sangat berharga buat saya, pengetahuan soal DMT2 atau Diabetes Melitus Type 2 semakin bertambah. Terlebih disaat menghadapi Bulan Puasa. Semoga pengalaman hari ini bermanfaat untuk pembaca semua ya.

Definisi Hipoglikemia adalah kadar glukosa plasma <70  mg/dl. Beberapa orang dengan kadar gula darah rendah dapat mengakibatkan Hipoglikemia. Yaitu disaat kadar glukosa plasma kurang dari 70 mg/dl.

Membaca definisi menurut kedokteran secara awam sangatlah sulit di fahami. Sementara pengetahuan masyarakat saat ini belum terbuka dengan baik menyoal seseorang diketahui dengan sadar atau tidak mau peduli dengan keadaan dirinya yang memiliki gangguan diabetes melitus.  Begitupun dengan kondisi si pasien ada yang dengan terbuka menyatakan ia dengan keadaan DM atau tidak terbuka.

Mengukur lingkar pinggang, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memeriksa diri sendiri. Untuk mempertahankan lingkar ideal yang baik bagi tubuh.

Perlunya lingkungan mengetahui dan berperan aktif dalam memahami kondisi orang dengan Diabetes Melitus. Adalah bagaimana peran lingkungan dapat memberikan andil besar bagi dukungan kesehatan orang dengan diabetes. Hal ini paling tidak membantu suasana yang dapat mengendalikan stressor dinamika individu.

Saat berpuasa Ramadhan saat dimana terjadi peningkatan hipoglikemia terjadi. Menjadi muslim saat di wajibkan berpuasa tentunya merupakan dilema. Bagaimana menekan jumlah insiden hipoglikemia ini. Beberapa ulasan dari Dr Ketut Suastika ini semoga membantu orang disekitar saya melalui blog ini semakin aware dan mampu mengedukasi diri sendiri dan orang disekitar. 


Gejala Hipoglikemia

  1. Jantung berdebar
  2. Gemetar
  3. Kelaparan
  4. Keringat dingin
  5. Cemas
  6. Lemas
  7. Sulit berkonsentrasi dan mengontrol emosi
  8. Kebingungan

Pada tahap yang lebih berat, pasien akan kehilangan kesadaran atau pingsan, kejang, bahkan berujung pada kematian, jika kadar gula dalam darah mencapai 50 mg/dL.

Menurut hasil studi EPIDAR pada tahun 2001 di 13 negara dengan populasi muslim yang besar, dengan sampel sebanyak 12.914 orang menunjukkan setidaknya  79% dari sampel tersebut, menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Dr. Suria Nataatmadja 
Dr. Suria Nataatmadja, selaku Medical Affair Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia juga mengatakan, “Tidak sedikit pasien DMT2 yang antusias menyambut bulan suci Ramadan dan bertekad menjalankan ibadah puasa. Berdasarkan survei yang diadakan oleh MSD, 73% Dokter setuju bahwa faktor budaya seperti puasa mempengaruhi kendali kadar gula pasien DMT2. Melihat hal ini, MSD berkomitmen mendukung kelancaran ibadah puasa pasien DMT2 dengan melakukan serangkaian edukasi melalui media dan blogger. Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap resiko Hipoglikemia dan upaya untuk mengatasinya.”

MSD adalah salah satu perusahaan biofarmasi global yang sudah berdiri lebih dari seratus tahun, yang telah menemukan penemuan untuk kehidupan (inventing for life), menghadirkan obat-obatan dan vaksin untuk berbagai penyakit paling menantang di dunia. Sampai saat ini MSD pun telah bekerja sama dengan mitra dan beroperasi di lebih dari 140 negara untuk memberikan solusi kesehatan yang inovatif.

Sebenarnya bukan hanya penderita diabetes saja yang bisa terkena Hipoglikemia, beberapa orang juga beresiko, seperti:

  1. Usia lanjut (faktor usia)
  2. Pasien penyakit ginjal
  3. Mengalami Malnutrisi
  4. Pasien penyakit pembuluh darah kronik
  5. Pasien kelainan saraf tepi
  6. Pasien penyakit hati
  7. Kebiasaan makan tidak teratur atau melakukan program diet yang salah
  8. Perubahan aktivitas fisik
  9. Mengkonsumsi alkohol berat
Ossy atau Machrossin seorang pasien dengan Diabetes Melitus Type 2 /DMT2 

Anak muda juga berisiko terkena diabetes hanya saja untuk jenis type diabetes yang mana saja harus diketahui. Seperti halnya Ossy sebagai orang dengan diabetes. Usianya terbilang masih sangat muda. Saat ini sudah hampir 5 tahun Ossy menjalani hidup dengan diabetes. Dan Ossy baru mengetahui hal tersebut. Setelah menjalani pemeriksaan rutin atas semua gejala yang di alami ternyata sudah sejak 14 tahun sebelumnya Ossy mengalami DMT2. 

Kesadaran memiliki pengetahuan akan diabetes diharapkan akan memunculkan kepedulian bagi orang yang mengalami. Juga bagi lingkungan terdekat. Sementara lingkungan terdekat kita adalah bukan hanya keluarga. Orang yang berada disekitar kita. Bisa di Bus, Commuterline atau bahkan di kafe-kafe. 

Orang dengan diabetes membutuhkan pendampingan secara serius, Butuh Personal Touch yang setiap jenis dan type Diabetes berbeda penangannnya.  Maka dari itu bagi keluarga yang salah satu anggota keluarga mengidap Diabetes sangat diwajibkan menghubungi dokter untuk melakukan sebuah upaya personal touch dari keluarga. Terlebih selama menjalani ibadah puasa. 

Demikian 
Salam.




You Might Also Like

2 komentar

  1. kayknya prnh deh aku gejala gemeteran kyk ditulis diatas, mungkin gula darah lg tinggi atau rendah ya itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastikan dengan kontrol deh mbak, biar jelas langkah yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan. 🙏

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!