Selanjutnya ketika tiba di lokasi hujan baru saja reda setelah hujan yang deras semalaman. Sehingga hampir tak menemukan rasa berada di wilayah Green Canyon. Sebab air sungai nya sudah berubah warna menjadi kecoklatan. Padahal yang saya harapkan hijau hijau hijau hijau..selalu nampak dalam pandangan mata. Namun berkat penjelasan penduduk setempat bahwa hal ini merupakan hal yang biasa terjadi maka saya menerimanya dengan lapang dada.
Perjalanan kami teruskan, beberapa rencana perjalanan yang sudah di susun tetap kami lalui bersama. Ketika tiba di Pangandaran sebenarnya istirahat adalah pilihan yang paling utama namun tidak saya lakukan, saya memilih berlama-lama duduk di tepi pantai Batu Karas menikmati senja menjelang malam. Tidak ada Sunset memang namun para nelayan yang pulang dari tengah laut menuju pantai menjadi suasana yang sangat menarik perhatian saya, alhasil jeprat jepret dengan kamera seadanya merekam momen-momen itu. Kemudian pilihan merebahkan tubuh adalah pilihan bijak di saat hari mulai gelap.

Saya masih mencari jawaban kenapa di sebut Green Canyon? Setiap orang yang di temui selalu saya tanyakan (ck..ck..ck..) dan tidak saya dapatkan jawabannya. Lalu di ujung perjalanan dimana perahu berhenti kemudian saya turun dari perahu menginjakkan kaki di batu di antara dinding-dinding tebing yang menjulang di penuhi lumut-lumut hijau dan suara tetesan-tetesan air yang jatuh dari dinding tebing membuat saya mengangguk, yaaaaaaaa..seperti di Green Canyon Colorado (padahal belum pernah ke Amerika).
Hal menarik lainnya walaupun tak begitu apalah saya menemukan ukiran alam yang sangat indah. Ini saya sebut sebagai Wall Face the Green Canyon. Sebuah karya absurditas alam yang indah. (Kereen apa Serem ?) Tergantung imajinasi masing-masing sajalah...hehe.
Demikian saja dahulu BlogNote nya...sampai jumpa lagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berbagi...
Bergembira selalu !!